#MenangkanCalegAMAN
https://issuu.com/adat/docs/ga_e_pemilu_2019
https://issuu.com/adat/docs/ga_e_pemilu_2019
Berikut adalah tanggapan AMAN sehubungan dengan pemberitaan media South China Morning Post berjudul “Indonesia election: unimpressed with both Jokowi and Prabowo, 32 organisations urge people to abstain from voting in #SayaGolput movement” dan media matamatapolitik.com serta beredarnya pesan berantai melalui media sosial yang menyatakan bahwa Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) merupakan bagian dari 32 organisasi yang menyatakan sikap akan golput. Terhadap berita-berita tersebut, kami merasa perlu menyampaikan klarifikasi sebagai berikut:
“Kasepuhan hadir jauh sebelum Indonesia merdeka, kita bahkan ikut mendirikan Republik ini” pungkas Mulyadi, utusan Kasepuhan Citorek Tengah. Mulyadi tampak geram. Perjuangan panjang menghadirkan negara ditengah Masyarakat Adat Kasepuhan cukup membuatnya jengah. Puluhan tahun mereka tak berdaulat atas wilayahnya. “Selama ini, masyarakat selalu was-was. Bahkan saat membawa hasil bumi harus sembunyi-sembunyi. Tak urung dimintai upeti oleh mantri hutan. Pernah pula dikriminalisasi oleh aparat” pungkasnya. Mulyadi adalah salah satu dari ribuan
Toraja Utara, www.aman.or.id – Selasa, 26 Februari 2019. Rukka Sombolingi, Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara memperkenalkan Muchtar Luthfi Mutty (Caleg DPR RI Dapil III Sulawesi Selatan) dan Asmar (Calon DPD RI Dapil Sulawesi Selatan) sebagai utusan politik Masyarakat Adat kepada 32 perwakilan komunitas adat yang hadir dalam kegiatan Rapat Kerja Daerah dan Perencanaan Strategis Pengurus Daerah AMAN Toraya. “Opu Luthfi adalah sosok yang getol selama ini memperjuangkan RUU Masyarakat
Hadirnya perusahaan perkebunan negara dengan HGU bagi Rakyat Penunggu dinilai lebih buruk penerapannya dibandingkan masa kolonialisme Belanda dan Jepang. “BAGINYA, SEKOLAH dan ilmu bukan hanya pendidikan formal tapi juga dari pengetahuan yang didapat dari teman-teman seperjuangannya,” ujar Arifin Saleh. Itu hal pertama yang paling membekas di ingatan Monang -sapaan akrab Arifin Saleh, saat ditanya tentang sosok ayahnya, almarhum Afnawi Noeh. Afnawi Noeh, laki-laki jangkung berbadan kurus. Ia lebih dikenal dengan sebutan “Abah”,
Jakarta, www.aman.or.id – Masyarakat Adat yang bergabung di AMAN Tano Batak mendeklarasikan utusan politiknya di Pemilu 2019. Deklarasi ini berlangsung di Sipahutar, Tapanuli Utara, Sumut, Sabtu (16/2) setelah AMAN Tano Batak selesai melaksanakan Renstra Pengurus Daerah AMAN Tobasa dan Pengurus Daerah AMAN Taput. Ketua BPH AMAN Tano Batak, Roganda Simanjuntak menyampaikan bahwa AMAN Tano Batak memandang sangat penting untuk merebut ruang di DPRD Kabupaten, Provinsi hingga DPR RI. “Selama ini,
PEMILU ADALAH instrumen politik paling sahih dari negara yang bersepakat dengan demokrasi. Sebuah mekanisme yang menjamin rotasi kekuasaan dapat berjalan dengan adil dan legitimate, serta bertumpu pada kedaulatan demos (rakyat). Pertanyaannya, seberapa penting menjamin pemilu yang adil? Dalam hampir semua kasus, pilihan atas sistem pemilu tertentu memiliki pengaruh mendalam bagi masa depan kehidupan politik di negara bersangkutan. Dalam realitanya, sistem pemilu seringkali abai terhadap hak asasi, hanya bertumpu pada kepentingan politis jangka pendek. Terjebak pada perspektif