Masyarakat Adat

Pemerintah Tak Efektif dan Adil dalam Penanganan Pandemi

Situasi Covid-19 di Tanah Air kian memburuk. Indonesa pun berada pada urutan teratas di dunia untuk penambahan kasus harian positif Covid-19. Pada 16 Juli 2021, mengacu pada data Worldometers, kasus baru di Indonesia terus merangkak naik sebesar 56.757 orang. Di hari yang sama, AMAN bersama Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) dan Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo dan Ketua DPR RI terkait dengan penanganan pandemi Covid-19.

Memberi Izin Mudah, Mencabutnya Berbelit

Oleh Nestor Rico Tambunan Pemerintah sering terasa begitu mudah memberikan izin konsesi hutan kepada korporasi. Tapi, begitu sulit dan berbelit untuk mencabut konsesi dan mengembalikannya ke Masyarakat Adat. Hal itu dapat dilihat dari contoh kasus hutan adat yang kerap disebut sebagai tombak haminjon (hutan kemenyan) pada Masyarakat Adat Pandumaan-Sipituhuta di Sumatera Utara. Kronologi kasus itu dapat ditarik bertahun-tahun ke belakang, tepatnya pada November 1984. Saat itu, PT Inti Indorayon Utama

Garda Depan Kedaulatan Pangan

Oleh Nurdiyansah Dalidjo Rakyat Penunggu adalah komunitas adat yang berada di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Tahun 2017 lalu, AMAN menyelenggarakan Kongres Masyarakat Adat Nusantara Kelima (KMAN V) di sana, tepatnya di Kampung Tanjung Gusta yang merupakan wilayah adat yang telah direklaim dari PT Perkebunan Nusantara Dua (PTPN II). Suasana di Kampung Tanjung Gusta dan kampung-kampung sekitarnya begitu kering di musim kemarau. Tetapi, Masyarakat Adat di sana terus bergerak. Setelah

Memulai Gerakan Kisah dari Kampung

Oleh Nurdiyansah Dalidjo Kisah-kisah tentang Masyarakat Adat memang tidak bisa dibilang sedikit. Namun, bukan berarti pula hendak menegaskan bahwa narasi seputar Masyarakat Adat, telah mampu bersanding secara sejajar dengan isu-isu populer lainnya pada media arus utama di Indonesia. Dan Masyarakat Adat pun masih harus bergulat dengan stereotipe dan stigma. Masyarakat Adat butuh lebih banyak ruang untuk bisa hadir dan menunjukkan wajah dan suara yang sesungguhnya. AMAN menyadari hal tersebut dan

Pemuda Adat Melawan Covid-19

Oleh Nurdiyansah Dalidjo Jelajah Nusantara merupakan program radio produksi Radio Gaung AMAN (RGA) yang menyajikan potret kehidupan Masyarakat Adat dengan kearifan lokalnya. Di tiap edisinya, Jelajah Nusantara mengajak kita untuk mengunjungi rumah-rumah Masyarakat Adat yang tersebar di berbagai tempat, mulai dari perkotaan, perdesaan, kawasan hutan, pesisir, pulau-pulau kecil, sungai, hingga pegunungan. Jelajah Nusantara bisa dinikmati melalui situs www.radio.aman.or.id maupun siniar (podcast) pada Spotify “Radio Gaung AMAN.” Selama pandemi Covid-19 melanda

Pengurus Daerah AMAN TEBO Sambut Tim Aksi Jalan Kaki Toba – Istana

AMAN – Pengurus Daerah AMAN TEBO, Jambi, menyambut Tim Aksi Jalan Kaki #AJAKTUTUPTPL yang melintas di wilayah mereka pada Jumat siang, 2/7/2021, untuk memberi dukungan semangat. Pengurus Daerah AMAN TEBO yang ikut menyambut rombongan Tim Jalan Kaki Toba – Jakarta itu adalah Dedi Suhendra, Ketua BPH PD AMAN TEBO (dari margo/komunitas Dathin Sumay), OKK PD AMAN TEBO Adi Kolop (margo 9 Koto), Ismail Damanda (margo 7 Koto), serta Wendri dan

Aksi Jalan Kaki Toba – Istana

AMAN – Aksi jalan kaki AJAK TUTUP TPL yang dilakukan Togu Simorangkir bersama TIM 11 adalah puncak akumulasi konflik-konflik pertanahan tanah ulayat dan sosial antara pabrik pulp PT Toba Pulp Lestari dengan komunitas-komunitas Masyarakat Adat di Tano Batak yang sudah berlangsung 30 tahun lebih. Trio Togu Simorangkir, Anita Martha Hutagalung, Irwandi Sirait dengan 8 orang anggota tim pendukung berjalan kaki dari Balige ke Jakarta, sejauh 1.800 kilometer, untuk menemui Presiden