Kalteng

Penanganan Kebakaran Komunitas Adat Lebu di Mangkahui Mulai Berjalan

Mangkahui (15/6/2019), www.aman.or.id – Hari kedua paska kebakaran, warga komunitas adat Lebu di Desa Mangkahui mulai berbenah. Sebagian warga saat ini mengungsi di rumah-rumah desa tetangga dan sebagian lagi tinggal di tenda-tenda pengungsian. “Pembuatan tenda-tenda pengungsian yang nyaman saat ini prioritas utama, mengingat hujan turun tiap malam,” kata Syahrudin, Ketua BPH AMAN Daerah Murung Raya saat dihubungi via telepon. Hujan yang menyebabkan genangan di lokasi dikhawatirkan akan menimbulkan dampak buruk

Kebakaran Menghanguskan Pemukiman Warga Komunitas Adat Lebu di Desa Mangkahui

Murung Raya (15/6/2019), www.aman.or.id – Kebakaran terjadi di wilayah pemukiman Komunitas Adat Lebu di Desa Mangkahui, Kecamatan Murung, Kabupaten Murung Raya, Jumat (14/6) sekitar pukul 03.00 WIB. Penyebab kebakaran belum diketahui secara pasti. Menurut keterangan beberapa warga, api berasal dari rumah salah seorang warga. “Ketika warga berangkat solat subuh terlihat kobaran api di salah satu rumah. Saat itu warga berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya,” jelas Syahrudin, Ketua BPH AMAN

Pelatihan Kader Penggerak AMAN Kalteng

Palangka Raya 2 Maret 2013 – “Kader penggerak adalah kader yang akan melaksanakan tugas-tugas dan eksekusi di lapangan, karena itu pelatihan ini penting bagi mereka untuk memulai kerja sebagai penggerak di komunitas,” tegas Simpun Sampurna dalam sambutannya membuka pelatihan kader penggerak Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Wilayah Kalimantan Tengah pada 28 Februari – 2 Maret 2014 di Palangka Raya. Pengurus Daerah AMAN Kalimantan Tengah beserta organisasi sayapnya Barisan Pemuda Adat

Komunitas Dayak Ngaju Tumbang Bahanei Petakan Wilayah Adat

Tempun petak menana sare Tempun kajang bisa puat Tempun uyah batawah belai (punya tanah tapi di pinggir punya atap tapi kebasahan punya garam tapi tawar rasa) Pesan di atas berkali-kali diucapkan oleh warga komunitas Dayak Ngaju, Tumbang Bahanei, saat sosialisasi pemetaan partisipatif. Mereka menyadari meningkatnya arus investasi perkebunan besar sawit, tambang dan HPH di Kalimantan Tengah, khususnya Kabupaten Gunung Mas dan hal itu merupakan ancaman pengabaian atas hak-hak bawaan mereka.

Press Release:  RAKERANS Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) ke III

Jakarta, 12 Februari 2013 Catatan kelam masih terus menghantui gerak masyarakat adat saat menegakkan hak-haknya. Juga belum ada-nya pengakuan-perlindungan serius dari pemerintah- pemangku kekuasaan. Beberapa kemajuan kecil yang dicapai dalam sistim kebijakan yang pro terhadap hak-hak masyarakat adat memang sudah dimulai oleh beberapa daerah tertentu. Misalnya di Kabupaten Lebak, Bupati Lebak telah mengeluarkan SK pengakuan terhadap wilayah adat Komunitas Kasepuhan Cisitu, berdasarkan peta wilayah adat yang dikerjakan secara partisipatif. Di

Pra Rakernas AMAN ke III

11-1-2013 Gunung Mas, Kal-Teng Sebuah pertemuan berlangsung di rumah pribadi Bupati Gunung Mas, Hambit Binti  Jalan Garuda I Palangka Raya. Pertemuan tersebut dalam rangka pemberitahuan kegiatan RAKERNAS serta agenda acara RAKERNAS di Komunitas Malahoi, Kecamatan Rungan ,Kabupaten Gunung Mas Kalimantan -Tengah. Setelah menyampaikan rencana kegiatan hajatan RAKERNAS oleh PW AMAN Kalteng, Bupati Gunung Mas meminta ada pertemuan lagi dan mengajak seluruh SKPD Kabupaten Gunung Mas serta Staf SKPD pada tanggal

Audiensi Pengurus AMAN Pusat dan Wilayah dengan Gubernur Kalimantan Tengah.

Palangkaraya, Sabtu, 8 Desember 2012. “Saya menyambut penyelenggaraan RAKERNAS AMAN 2012 di Kalimantan Tengah dengan es i a pe, siap !,” demikian pernyataan Gubernur Kalimantan Tengah, Teras Narang pagi itu di ruang VIP Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, saat bertemu dengan Dewan AMAN Nasional (DAMANNAS), Sekjen AMAN dan Pengurus Wilayah (PW) AMAN Kalimantan Tengah. “Saya baru saja kembali dari Doha dan merasa sangat tersanjung dalam event tingkat internasional yang menampilkan masyarakat