AMAN

Inisiatif Mediasi Dewan Pers, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara & Tribun-Timur

Jakarta 18 juli 2013. Pengaduan keberatan Pengurus Besar Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) kepada Dewan Pers atas sebuah tulisan Suku Polahi, Gorontalo, dimuat oleh Tribun-Timur dan kompas.com. Menurut AMAN, tulisan tersebut dinyatakan telah melanggar kode etik jurnalistik dan beberapa pasal Undang-Undang Pers karena membuat stigma masyarakat adat negatif di dalamnya , dan itu secara tidak langsung merugikan masyarakat adat . Untuk menyelesaiakan persoalan tersebut Pokja Pengaduan Dewan Pers mengundang para

Penyerahan Peta Wilayah Adat oleh  AMAN dan BRWA kepada Kementerian Lingkungan Hidup

Jakarta, 15 Juli 2013. Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) bersama Badan Registrasi Wilayah Adat (BRWA)  secara resmi menyerahkan peta wilayah adat yang sudah masuk daftar BRWA kepada Kementrian Lingkungan Hidup (KLH). Peta wilayah adat yang diserahkan berjumlah 324 peta wilayah adat dengan total luasan 2.643.261,09 Ha. Ini merupakan penyerahan peta tahap awal AMAN kepada BRWA menindaklanjuti kerjasama yang sudah disepakati AMAN-KLH pada tahun 2010 untuk meningkatkan peran masyarakat adat dalam

Isu Hutan Adat Bisa Picu Konflik Sosial

Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya berjanji akan secepatnya berkoordinasi dengan koleganya di kabinet untuk menindaklanjuti putusan Mahkamah Konsitusi (MK) terkait pengakuan hutan adat. “Masalah di lapangan sudah serius,” kata Balthasar ketika menerima pengurus Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Senin (15/7) di Jakarta. Beberapa waktu lalu,  MK  mengabulkan sebagian uji materi Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan. Dalam putusannya, hutan adat yang sebelumnya menjadi bagian dari hutan negara, harus dimaknai

Masyarakat Adat Perlu Mendapat Perlakuan Khusus Dari Negara

Achmad Sodiki: SIARAN PERS ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA Jakarta, 30 Mei 2013,- Di hadiri oleh perwakilan masyarakat adat anggota AMAN, Badan Lingkungan Hidup, serta perwakilan-perwakilan LSM, Kementrian Lingkungan Hidup hari ini (30/5) bertempat di Jakarta Convention Center menyelenggarakan dialog interaktif yang mendiskusikan Pengakuan Keberadaan Masyarakat Hukum Adat, Kearifan Lokal, dan Hak-Hak yang terkait dengan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dialog dibuka dengan pemaparan terkait posisi Kementrian Lingkungan Hidup dalam proses

Joint Press Release Indigenous Peoples’ Alliance of the Archipelago (AMAN) and Samdhana Institute

Embargoed: 16 April 2013, 07.00 WIB Fighting for Ancestral Land, Aleta Ba’un Wins Goldman Environmental Prize 2013 Jakarta, 16 April 2013 – The Indigenous Peoples’ Alliance of the Archipelago (AMAN) warmly welcomes the conferment of Goldman Environmental Prize 2013 on Aleta Ba’un, known as Mama Aleta, a member of AMAN’s National Council (DAMANAS) representing Bali and Nusa Tenggara region. Mama Aleta was selected by an international jury committee from confidential

Press Conference - Indigenous Peoples’ Alliance of the Archipelago (AMAN)

HALT THE DISCUSSION AND LEGALIZATION OF THE DRAFT ACT ON ERADICATION OF FOREST DESTRUCTION (RUU P2H) Indigenous Peoples have long been urging the forest reform. In each Congress of the Indigenous Peoples of the Archipelago (KMAN), National Working Meeting of AMAN (Rakernas AMAN) and meeting of AMAN’s various level organizers, criticism directed at the Act No. 41/1999 on Forestry (UUK) is always present. The criticisms and urges voiced to reform

Pidato Sekretaris Jendral Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (Sekjen AMAN) dalam menyambut Hari Kebangkitan Masyarakat Adat Nusantara dan 14 Tahun AMAN

Barabai, Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan 17 Maret 2013 Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata” Hidup Masyarakat Adat! Hidup AMAN! Sebelumnya, ijinkan saya mengucapkan salam hormat kepada semua kepada semua leluhur Masyarakat Adat, alam semesta dan sang pencipta. Saudara saudariku Masyarakat Adat di seluruh nusantara, hari ini kita kembali memperingati hari yang bersejarah dalam perjalanan Masyarakat Adat di Indonesia. Hari ini, 14 Tahun yang lalu, lebih dari