Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Temui Menteri Koperasi dan UKM

Kemenkop, AAG Ngurah Puspayoga –  proses legalitas Koperasi AMAN Mandiri (KAM) akan segera  diselesaikan  Jakarta 24 November 2014 – Pengurus Besar Alinasi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) diterima Bapak Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga (Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia) untuk melakukan audiensi. Pertemuan yang berlangsung di lantai 8, Kemenkop dan UKM berlangsung dari jam 10.30 sampai dengan jam 11.45 WIB. Pertemuan ini, menindaklajuti proses surat permohonan audiensi PB AMAN kepada

Komunitas Golo Lebo Ungkap Pelanggaran IUP PT Manggarai Manise

Mataram 14 Nov 2014 – Dalam acara Dengar Keterangan Umum Inkuri Nasional Region Bali Nusra hari ke dua ( 13/11/2014) terungkap bahwa PT Manggarai Manise yang beroperasi di wilayah adat Komunitas Golo Lebo, Kec Elar, Kab Manggarai Timur, Prov Nusa Tenggara Timur terbukti ilegal. PT MM memang mempunyai IUP tetapi belum mempunyai izin pinjam pakai berdasarkan ps 38 (3) UU 41 th 1999, karena berada dalam kawasan hutan. Lebih parahnya

Datuk Pekasa: Kami Korban Kriminalisasi Pemerintah, Kembalikan Wilayah Adat Kami

Mataram 12 Nov 2014 – Masyarakat adat Pekasa memberi kesaksian dalam Dengar Keterangan Umum (DKU) Inkuiri Nasional region Bali Nusra. Dua perwakilan komunitas dalam kesaksiannya menyampaikan bahwa mereka adalah keturunan asli Pekasa yang sudah menghuni wilayah adat mereka sejak leluhurnya bermukim di sana. Pada tahun 2011 terjadi pembakaran pemukiman masyarakat adat Pekasa. “Rumah kami dibakar, tidak ada satu pun harta kami tersisa pada saat itu,” ujar Datuk Pekasa. Wilayah adat

Newmont Datang, Sumber Kehidupan Masyarakat Adat Melayang

AMAN, 13 November 2014. Inkuiri Adat Region Nusa Bali memasuki hari kedua. Kali ini muncul kesaksian dari masyarakat adat Cek Bocek. Sabariah, 45 th, perempuan adat Cek Bocek, membuka kesaksiannya dengan menyanyikan lagu dengan bahasa suku Berco, suaranya tenang, pelan meninggi. Lagu itu menceritakan tentang Pedado nama tempat singgah nenek moyang suku Berco jika mereka dalam perjalanan ke lahan jalit. Jarak tempuhnya sekitar 20 kilometer dari kampung baru mereka, Lawin.

Aparat Akui Bakar Perkampungan Masyarakat Adat Pekasa

AMAN, 12 November 2014. Pembakaran kampung masyarakat adat Pekasa mencuat di Inkuiri Adat region Nusa-Bali. Aparat dari Dinas Kehutanan pun mengakuinya. “Kami memang melakukan pembakaran pada pemukiman liar. Sebab wilayah tersebut bukan wilayah pemukiman atau wilayah budaya. Ini murni perambahan hutan lindung”, ujar petugas berseragam coklat muda dari Dinas Kehutanan NTB, seperti ditulis oleh Siti Maimunah, Badan Pengurus Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) dan Peneliti Sajogyo Institute, di akun media sosialnya.

Kampung Masyarakat Adat Pekasa Dibakar Aparat di 2011

AMAN, 12 November 2014. Hari ini (12/11), Komnas HAM menggelar Inkuiri Adat region Nusa-Bali. Beberapa kasus yang menimpa masyarakat adat pun mengemuka. Salah satunya dari masyarakat adat Perkasa. Seperti ditulis Siti Maemunah, Badan Pengurus Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) dan Peneliti Sajogyo Institute, di akun media sosialnya hari ini (12/11), menyebutkan bagaimana aparat justru mengitimidasi masyarakat adat agar menyingkir dari tanah leluhurnya. “Saya diborgol. Tak bisa berbuat apa-apa,” ujar Pak Samsudin,

Kesaksian Masyarakat Adat Negeri Tananahu: Kami Dintimidasi, Tanah Adat Kami Jadi HGU PTPN XIV

AMAN, 29 Oktober 2014. Dalam minggu ini Inkuiri Adat untuk region Maluku digelar. Berberapa kesaksian dari masyarakat adat pun didengarkan. Salah satunya kesaksian dari masyarakat adat dari Negari Tananahu, Seram. Seperti ditulis Sekretris Jenderal (Sekjen) Aliansi Masyarakat Adat Nusantaa (AMAN) Abdon Nababan di laman media sosialnya hari ini (29/10), mengungkapkan kesaksian dari Negeri Tananahu, Seram. “Kami dintimidasi dan diancam gusur karena tanah adat kami dinyatakan para pejabat Pemerintah sudah menjadi