Pemetaan Partisipatif Butuh Harmonisasi Lokal dan Nasional

Tuktuk, 27 Agustus 2013. “Untuk memajukan pemetaan partisipatif, perlu harmonisasi antara kebijakan nasional dan lokal,” papar Mina Susana Setra, Deputi II PB AMAN- Advokasi, Hukum & Politik. Pernyataan ini disampaikan pada hari ke-tiga Konferensi Global Pemetaan Partisipatif Komunitas di wilayah-wilayah Masyarakat Adat, Selasa (27/8). Melalui presentasi tersebut, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) mendesak pemerintah baik lokal maupun nasional, untuk melibatkan Masyarakat Adat dalam pembuatan serta keputusan perencanaan spasial lokal dan

Investigasi Media ke PT Toba Pulp Lestari & Komunitas Sipituhuta-Pandumaan

Tele 26 Agustus 2013. Para jurnalis dari berbagai media nasional mengunjungi wilayah konsesi PT Toba Pulp Lestari (TPL) dan komunitas adat Pandumaan-Sipituhuta di Kabupaten Humbang-Hasundutan, Sumatera Utara. Tim kunjungan menjadi lengkap dengan hadirnya Kordinator Nasional Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP) Kasmita Widodo, Rahman Adi Pradana dari Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), serta Jhon Toni Tarihoran dari AMAN Tano Batak. Dua warga Sipituhuta-Pandumaan, Pandiangan (Ama Kristina) dan

Pelatihan Fasilitator Pengembangan Ekonomi Komunitas Masyarakat Adat

Jakarta. Pada tanggal 15 – 19 Agustus 2013 lalu di Hotel Akmani Jakarta, diselenggarakan Pelatihan Fasilitator Pengembangan Ekonomi Komunitas Masyarakat Adat yang diikuti oleh 16 Kepala Biro Ekosob Pengurus wilayah AMAN. Secara khusus pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para fasilitator yang juga adalah pengurus wilayah untuk menjalankan peran dan fungsi  pendampingan usaha masyarakat adat anggota AMAN memanfaatkan semaksimal mungkin potensi sumberdaya alam yang ada di wilyah adat sesuai dengan

Dialog RUU PPHMA AMAN Tana Luwu

Palopo – Dialog Para Pihak kembali digelar oleh Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Wilayah Tana Luwu, Kegiatan yang dilaksanakan pada hari kamis (22/08/2013) bertempat di Hotel Agro Wisata Kota Palopo. Dialog ini dihadiri oleh perwakilan Komunitas Masyarakat Adat, Organisasi Kemahasiswaan, NGO, Kapolres Kota Palopo, Badan Pertanahan, Dinas Kehutanan. Hadir sebagai narasumber Dr.H.Suedi,S.Pd.,M.Si (Rektor Universitas Cokroaminoto) Ir. Abdullah (mewakili Walikota Palopo), Andi Maradang Mackulau, Opu Bau’ (Datu Luwu ke-40) dan Koordinator

Rakyat Penunggu Sambut Delegasi Peserta Konferensi Global Pemetaan Wilayah Adat

Deli Serdang 25-Agustus-2013. Masyarakat Adat Rakyat Penunggu (BPRPI) menyambut para peserta Nasional dan Internasional konfrensi global pemetaan wilayah adat. Dari Nasional Hadir para Utusan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara dari Pengurus Besar, Pengurus Wilayah seperti dari Sumatera Utara,  Tano Batak,  Bengkulu, Jawa Bagian Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Tana Luwu, Kalimantan Barat, Papua dan Maluku. Konferensi juga dihadiri utusan pemerintah seperti UKP4, Badan Informasi Geospasial. Dari NGO hadir Jaringan Kerja Pemetaan

Konferensi Global Pemetaan Partisipatif Komunitas di Wilayah Masyarakat Adat

“Tumpang Tindih Kawasan Hutan” Tuktuk, 25 Agustus 2013. Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) menjadi tuan rumah pelaksanaan Konferensi Global mengenai Pemetaan Partisipatif Komunitas di Wilayah Masyarakat Adat. Konferensi ini diadakan pada 25-28 Agustus 2013 di Tuktuk, Pulau Samosir, Sumatra Utara. Konferensi diadakan atas kerja sama AMAN dan Tebtebba, sebuah pusat kajian internasional Masyarakat Adat. Kegiatan ini merupakan kelanjutan Lokakarya Pemetaan 3D Partisipatif yang diselenggarakan oleh Tebtebba pada Agustus 2012 dan

Mereka di kepung Tambang dan Taman Nasional AKETAJAWE LOLOBATA

Ternate, 22 Agustus 2013. Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Maluku Utara  menyelengarakan dialog interaktif  di Radio Republik Indonesia (RRI) Ternate. Narasumber dalam dialog ini hadir Mia Siscawati (Sajogyo Institute dan Pengajar Pasca Sarjana Antropologi Universitas Indonesia) Ari Subiantoro (Kepala Balai Taman Nasional Aketajawe Lolobata dan Ubaidi Abdul Halim (Kabiro OKK Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Maluku Utara), Faris Bobero (Penggiat Masyarakat Adat Tobelo Dalam) Tema dialog kali ini;“Taman Nasional Aketajawe Lolobata dan