Konferensi Regional “The World Association of Community Radio Broadcasters (AMARC) Asia-Pasific ke-III”

Seoul 5 Desember 2013. Konferensi Regional The World Association of Community Radio Broadcasters (AMARC) ke-III yang dilaksanakan pada tanggal 2-5 Desember 2013 lalu di Seoul-Korea Selatan, diikuti peserta sebanyak 103 pegiat radio komunitas dari berbagai negara,  Australia, Afghanistan, Argentina, Bangladesh, Butan, Kamboja, Canada, Philipina, Chili, China, Fiji, Perancis, India, Indonesia, Jepang, Myanmar, Nepal, Solomon Island, Afrika Selatan, Korea Selatan, Swedia, Switzerland, Thailand dan Timor Leste. Tema yang diambil pada konfrensi

 Utusan Masyarakat Adat Nusantara Belajar Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bali

Kiadan, Plaga – Bali 28 -11- 2013- “Budaya adalah ruh yang membuat bangsa ini eksis hingga sekarang. Budaya itu adalah  gambaran sebuah kedaulatan, bangsa yang tidak menghargai kekayaan budayanya adalah bangsa yang tidak memiliki harga diri,” demikian disampaikan Bapak Harry Waluyo, Dirjen Ekonomi Kreatif bidang Media, Disain, Pengetahuan dan Teknologi mewakili Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam sambutannya pada pembukaan Workshop dan Pelatihan “Pengembangan Terpadu Ekonomi Kreatif dan Pariwisata Berbasis

Parlementaria: Menghimbau Gali Budaya Talang Mamak

Parlementaria (majalah DPR RI) edisi 107 TH.XLIII, 2013 menyertakan surat dari patih masyarakat adat Talang Mamak di Sembilan Batin, Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiri Hulu, Provisi Riau yang melaporkan bahwa Talang Mamak telah berubah akibat banyak persoalan yang terjadi dan mengancam berbagai aspek masyarakat, termasuk ekonomi, sosial-budaya, hukum, dan politik.  

Pemuda Adat Laksanakan Rakernas I BPAN

Sanur, 1 Desember 2013 – Duapuluh pengurus wilayah dan daerah Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) menghadiri Rapat Kerja Nasional I BPAN, Sabtu (30/11). Ini adalah rakernas pertama sejak organisasi tersebut dibentuk dalam Jambore BPAN di Bogor pada 29 Januari 2012. Rakernas dibuka secara resmi oleh Sekretaris Jenderal AMAN Abdon Nababan. Sebagai organisasi sayap AMAN yang dirancang untuk mengembangkan generasi penerus pemimpin adat, Abdon bertanya kepada para pemuda adat tersebut mengenai

Gelar Budaya Ritus Pangan Nusantara

24 November 2013. Ada enam komunitas ditampilkan  dalam Gelar Budaya Nusantara pada tanggal 23-24 November 2013 lalu di Taman Persahabatan Negara Non Blok (TMII). Batak Karo, Sumatera Utara (Merdang Merde), Sedulur Sikep Pati, Jawa Tengah (Ritus Budaya Pangan Lamporan) Cigurgur-Kuningan, Jawa Barat (Seren Taun) dan  tiga komunitas anggota Aliansi Masyarakat Adat Nusantara yaitu Toraya, Sulawesi-Selatan (Ritus Aluk Pare ), Dayak Kanayatn Kalimatan-Barat ( Ritus Bauma Batahun) dan Using Kemiren-Banyuwangi, Jawa

Hidup dikandung Adat mati dikandung Tanah

Masyarakat adat dayak merupakan masyarakat adat asli di bumi Kalimantan, sebagaimana telah kita ketahui Kalimantan merupakan pulau terbesar no tiga di dunia dengan luas 743.330 Km2 setelah Greenland dan Nugini (Papua) berdasarkan data yang diperoleh dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_pulau_menurut_luas_wilayah. Di Pulau Kalimantan terdapat 3 negara yaitu Brunei, Malaysia dan Indonesia. Tjilik Riwut, Gubernur pertama Provinsi Kalimantan Tengah dalam bukunya,” Dayak Membangun,” menyebutkan ada 405 sub suku Dayak yang hidup di Pulau

Pemuda Adat Diskusikan Hak Masyarakat Adat dan Perubahan Iklim

Denpasar, 29 November 2013 –  Para anggota Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN), salah satu organisasi sayap Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), berkumpul di Denpasar, Bali untuk menghadiri seminar dan lokakarya tentang perubahan iklim dan REDD+. Dua puluh pemimpin pemuda adat dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali-Nusa Tenggara hadir di seminar dan lokakarya yang menampilkan presentasi dari Ketua BPAN Simon Pabaras dan Deputi II Sekjen AMAN Mina Susana Setra. “Lokakarya ini