Kronologis Penembakan Masyarakat Adat Meratus

AMAN, 29 Oktober 2014. Masyarakat Adat Dayak Meratus banyak yang bekerja menebang kayu sisa dari perusahaan PT. Kodeco. Sisa-sisa kayu tersebutlah yang diambil untuk keperluan keberlangsungan hidup. Biasanya kayu yang di tebang antara lain adalah kayu Ulin dan kayu Meranti yang merupakan kayu keras. Namun pada Rabu, 22 Oktober 2014, sekitar jam 02.00 Wita, sebelum kejadian berlangsung Inus bersama rekan-rekannya sebanyak sebanyak 16 orang untuk menuju ke Mandewi (Kaloman) menaiki

Inkuri Adat Region Maluku, AMAN Malut Adukan 3 Kasus Pelanggaran HAM

AMAN, 28 Oktober 2014. Komnas HAM akan menyelenggarakan inkuiri adat region Maluku pada 29-31 Oktober 2014. Terkait dengan hal itulah AMAN Maluku Utara adukan kasus pelanggaran hak masyarakat adat dari Maluku. Maluku Utara mengadukan tiga kasus pelanggaran hak – hak masyarakat adat di Maluku Utara bersamaan dengan tiga kasus lain dari Maluku, antara lain kasus PT NHM dengan Suku Pagu, PT WBN dengan Suku Sawai dan Taman Nasional Aketajawe Lolobata

Kain Tanda Tangan 266 Pendukung Petisi 35

Tebet 27/10/2014 – Rumah AMAN kembali dapat paket kiriman berupa dukungan publik untuk Petisi 35 pada tanggal (27/10/2014). Dukungan publik tersebut dibubuhkan pada kain sepanjang 30 meter ditandatangani oleh dua ratus enam puluh enam (266) dukungan dari warga komunitas adat, mahasiswa, pecinta alam, hingga masyarakat umum di Sumbawa. Dukungan ini juga sebagai pertanda bahwa pemerintahan Jokowi-JK harus segera merealisasikan harapan masyarakat adat tentang upaya perlindungan dan pemenuhan hak-hak masyarakat adat

Berita Duka, Seorang Masyarakat Adat Dayak Meratus Tewas Tertembak

AMAN, 24 Oktober 2014. Sehari setelah Indonesia memiliki presiden baru, berita duka justru menghampiri masyarakat adat di Kalimantan Selatan. Bagaimana tidak, pada Selasa (21/10), seorang masyarakat adat Dayak Meratus meninggal dunia terkena tembakan aparat. Masyarakat adat Dayak Meratus itu bernama Inus (35). Inus diduga terkena tembakan polisi saat mengambil kayu. Inus meninggal terkena tembakan di bagian kepala dan perut. Menurut Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) AMAN Kalimantan Selatan Yasir Al

AMAN Kaltara Berhasil Membentuk Kepengurusan Baru

AMAN, 24 Oktober 2014. Akhirnya Musyawarah Wilayah (Muswil) AMAN Kalimantan Utara berhasil membentuk kepengurusan. Berikut kepengurusan AMAN Wilayah Kalimantan Utara (Kaltara): 1. DAMANWIL (Dewan AMAN Wilayah) Kaltara: Ketua : Robenson Tadem Wakil Ketua 1 : Norhayati Andris Wakil Ketua 2: H. Sura’i, S.Sos Anggota. : 1. Yan Ngau, S.Pd 2. Jon Yumin 3. Lewi, S.Sos 4. Herman Piu 5. Johan Bilun 6. Datu Keramawijaya 7. Lewi Yundan, S.Th 8. Paulus

AMAN Kaltara Gelar Muswil di Sekatak

TANJUNG SELOR, BERITAKALTARA.COM – Besok, Rabu 23/10/2014 Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) akan melaksanakan Musyawarah Wilayah (Muswil) di Kecamatan Sekatak, Bulungan Kalimantan Utara (Kaltara). Acara tersebut berlangsung sehari, guna membahas isu nasional yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat adat itu sendiri. “Adapun isu nasional dimaksud, menyangkut Keputusan perkembangan-perkembangan terakhir ditingkat nasional meyangkut keputusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia nomor 35 Tahun 2012 yang dibacakan pada tanggal 16 Mei 2013, “ terang Abdon

Terus Alami Kriminalisasi, Saatnya Masyarakat Adat Tagih Janji Jokowi

AMAN, 23 Oktober 2014. Kriminalisasi terus saja terjadi terhadap masyarakat adat nusantara. Berbagai dalih dituduhkan pemerintah untuk memenjarakan masyarakat adat yang menggarap tanah leluhurnya. Saatnya masyarakat adat bergerak menagih janji Presiden Jokowi. Pada Juni 2014 lalu misalnya, di Sumatera Selatan, telah terjadi penangkapan terhadap aktivis masyarakat adat tokoh adat Marga Tungkal Ulu Bapak M. Nur Ja’far bersama lima orang lainnya Zulkifli, Ahmad Burhanudin Anwar, Samingan, Sukisna, dan Dedi Suyanto. Mereka