Firdaus Cahyadi

Newmont Datang, Sumber Kehidupan Masyarakat Adat Melayang

AMAN, 13 November 2014. Inkuiri Adat Region Nusa Bali memasuki hari kedua. Kali ini muncul kesaksian dari masyarakat adat Cek Bocek. Sabariah, 45 th, perempuan adat Cek Bocek, membuka kesaksiannya dengan menyanyikan lagu dengan bahasa suku Berco, suaranya tenang, pelan meninggi. Lagu itu menceritakan tentang Pedado nama tempat singgah nenek moyang suku Berco jika mereka dalam perjalanan ke lahan jalit. Jarak tempuhnya sekitar 20 kilometer dari kampung baru mereka, Lawin.

Panduan Praktis bagi Wartawan untuk Meliput Persoalan Masyarakat Adat

AMAN, 12 November 2014. Isu masyarakat adat adalah isu yang sensitif dan berbeda dengan isu lainnya. Dalam meliput persoalan masyarakat adat, wartawan harus memahami karakteristik dari masyarakat adat tersebut. Terkait dengan itulah panduan untuk wartawan tentang isu masyarakat adat ditulis. Panduan praktis bagi wartawan untuk meliput isu masyarakat adat itu dapat diunduh/download di link ini.Panduan Praktis Media Masyarakat Adat__versi web-1

Komik Hak Masyarakat Adat atas Pembangunan

AMAN, 12 November 2014. Masyarakat adat memiliki hak atas pembangunan. Namun, tidak banyak yang mengetahui hak tersebut, termasuk para pengambil kebijakan. Terkait dengan itulah muncul komik yang membahas hak masyarakat atas pembangunan. Komik tentang Hak Masyarakat Adat atas pembangunan ini dibuat untuk memudahkan pembacanya memahami hak tersebut. Dengan pemahaman tentang hak itu maka, jalannya pembangunan tidak akan lagi menyingkirkan hak-hak masyarakat adat. Komik tersebut dapat diunduh atau download di link

Aparat Akui Bakar Perkampungan Masyarakat Adat Pekasa

AMAN, 12 November 2014. Pembakaran kampung masyarakat adat Pekasa mencuat di Inkuiri Adat region Nusa-Bali. Aparat dari Dinas Kehutanan pun mengakuinya. “Kami memang melakukan pembakaran pada pemukiman liar. Sebab wilayah tersebut bukan wilayah pemukiman atau wilayah budaya. Ini murni perambahan hutan lindung”, ujar petugas berseragam coklat muda dari Dinas Kehutanan NTB, seperti ditulis oleh Siti Maimunah, Badan Pengurus Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) dan Peneliti Sajogyo Institute, di akun media sosialnya.

Kampung Masyarakat Adat Pekasa Dibakar Aparat di 2011

AMAN, 12 November 2014. Hari ini (12/11), Komnas HAM menggelar Inkuiri Adat region Nusa-Bali. Beberapa kasus yang menimpa masyarakat adat pun mengemuka. Salah satunya dari masyarakat adat Perkasa. Seperti ditulis Siti Maemunah, Badan Pengurus Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) dan Peneliti Sajogyo Institute, di akun media sosialnya hari ini (12/11), menyebutkan bagaimana aparat justru mengitimidasi masyarakat adat agar menyingkir dari tanah leluhurnya. “Saya diborgol. Tak bisa berbuat apa-apa,” ujar Pak Samsudin,

Berita Duka dari Pejuang Masyarakat Adat Kalimantan Tengah

AMAN, 10 November 2014. Berita duka kembali menghampiri masyarakat adat nusantara. Bagaimana tidak, Riko Muldiyanto, pejuang masyarakat adat Dayak Maanyan, yang selama ini gigih memperjuangkan hak masyarakat adat telah meninggal dunia. Beberapa hari lalu kami, ecosoc right, mendapat khabar, seorang pemuda pejuang hak masyarakat adat dari Barito Timur dirawat di rumah sakit. Namun kemarin siang kami mendapat khabar, sang pejuang itu telah meninggal dunia. Pemuda pejuang itu bernama Riko Muldiyanto,

Inilah SK Penetapan Hutan Adat di Jambi

AMAN, 5 November 2014. Bupati Kabupaten Sarolagun 03 November 2014 mengeluarkan 2 SK Penetapan dua Hutan Adat di dua Desa di Kecamatan Limun yaitu Desa Panca Karya dan Desa Temenggung. Keluarnya dua SK (Surat Keputusan) penetapan hutan adat ini dapat menjadi inspirasi yang baik bagi bupati di daerah lain untuk melakukan hal serupa. Kedua SK Penetapan itu dapat diunduh/download di bawah ini SK_Bupati_Sarolangun_Untuk_Penetapan_Hutan_Adat_Desa_Panca_karya SK_Bupati_Sarolangun_Untuk_Penetapan_Hutan_Adat_Desa_Temenggung