Firdaus Cahyadi

Pidato Sekretaris Jenderal (Sekjen) AMAN #HKMAN2014

 Pidato Sekretaris Jendral Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (Sekjen AMAN) menyambut Hari Kebangkitan Masyarakat Adat Nusantara 2014 dan 15 Tahun Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Jakarta, 17 Maret 2014 Masyarakat Adat Bangkit Bersatu untuk Berdaulat! Bangkit Bersatu untuk Mandiri! Bangkit Bersatu untuk Bermartabat! Salam Nusantara Sebelumnya, ijinkan saya mengucapkan salam hormat kepada para leluhur Masyarakat Adat nusantara dan Sang Pencipta Alam Semesta Tuhan Yang Maha Kuasa . Bapak dan Ibu yang

Siaran Pers #HKMAN 2014, Masyarakat Adat Mendesak Implementasi MK35 dan Pengesahan RUU PPHMA

  Contact Person: Firdaus cahyadi,  081513275698/firdaus.cahyadi@aman.or.id Direktur Informasi dan Komunikasi AMAN Lebih dari seribu perwakilan masyarakat adat berkumpul di Jakarta untuk memperingati Hari Kebangkitan Masyarakat Adat Nusantara pada Senin, 17 Maret 2014 sekaligus merayakan ulang tahun Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) ke-15. Mereka akan menyuarakan desakan agar Pemerintah Indonesia segera melaksanakan MK35 dan agar DPR RI mengesahkan UU Pengakuan dan Perlindungan Hak-Hak Masyarakat Adat. Pada 17 Maret 1999, empatratusan pimpinan

Lembar Informasi #HKMAN2014

Hari Kebangkitan Masyarakat Adat Nusantara 2014 dan Ulang Tahun AMAN Ke-15 I.    Kebangkitan Masyarakat Adat, Sekilas Pandang… Hari itu tanggal 17 Maret 1999. Pada hari itu lebih dari empat ratus pemimpin adat dari berbagai penjuru Nusantara berkumpul di Hotel Indonesia, Jakarta. Mereka  menyerukan “Jika Negara Tidak Mengakui Kami, Maka Kami Tidak Mengakui Negara”. Sebuah seruan perlawanan terhadap perampasan hak-hak Masyarakat Adat oleh negara. Perampasan itu dalam bentuk perampasan tanah, wilayah

Catatan Perjalan ke Kobe,  Setelah Hutan Tak Lagi Bisa Dijamah

Pernah dimuat Harian Sore Sinar Harapan, 8-9 Maret 2014 Oleh: Munadi Kilkoda Ketua BPH AMAN Maluku Utara (Malut) Desa Kobe tidak diakui sebagai wilayah adat sehingga suku Sawai sulit mengakses hutan. Weda, Halmahera Tengah – Konflik tenurial mempengaruhi aktifitas masyarakat adat Kobe. Itu yang terungkap dalam diskusi dengan Dewan Adat, Pemerintah Desa dan Masyarakat Adat Kobe di balai desa. Sore menjelang malam, saat itu tanggal 9 Februari 2014, saya melanjutkan