Eka Hindrati

Empat Komunitas Adat Kepulauan Mentawai Datangi KLHK Perjuangkan Wilayah Adat

Jakarta, www.aman.or.id- Perwakilan empat kepala suku komunitas adat Kepulauan Mentawai Sumatera Barat yang terdiri dari Uma Saureinu, Uma Usut Ngaik Matube, Uma Rakot, dan Uma Goiso Oinan mendatangi kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Jakarta untuk menyerahkan dokumen permohonan pengajuan hutan adat (24/10). Dalam pertemuan tersebut, Kristian Kepala Suku Uma Saureinu menjelaskan tujuan kedatangannya untuk memperjuangkan wilayah adat. “Perjuangan Masyarakat Adat Kepulauan Mentawai menginginkan adanya pengakuan hutan adat

Dusun Sagu Diganti Paksa dengan Ladang Padi di Kampung Waijan Papua Barat

Papua Barat, www.aman.or.id-Saat ini lahan yang pernah dibuka Dinas Pertanian Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat tahun 2016 menjadi lahan tidur yang terbengkalai di Kampung Waijan, Papua Barat. Pembukaan lahan tersebut ditujukan untuk mengganti dusun sagu untuk lahan pertanian padi. Rencana ini jelas akan mengubah tradisi makanan pokok orang Papua dari sagu dan umbi-umbian menjadi nasi. Dalam proses pembukaan lahan baru tersebut, Dinas Pertanian melibatkan satuan militer Komandan Rayon Militer (Danramil) diatas

Perayaan Tiga Tahun Kampoeng Batara di Banyuwangi

Banyuwangi, www.aman.or.id-Perayaan tiga tahun Kampoeng Batara (Taman Rimba-red) berlangsung meriah, puluhan anak-anak dan masyaarakat setempat mengikuti kegiatan yang bertema, “Dolanan Nusantara Cermin Budaya Anak Indonesia,” yang digelar di Dusun Papring, Kelurahan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi (14/10). Sejak pagi, perkampungan yang terletak di tengah-tengah perkebunan kopi ini telah diawali beberapa kegiatan. Acara diawali dengan gebyar dolanan nusantara, puluhan  anak-anak setempat memainkan permainan tradisional dengan gembira seperti egrang, dakon, gangsing. Tidak hanya anak-anak Kampoeng Batara, pelestarian

Kaukus Perempuan Parlemen Berkomitmen Kawal Pembahasan  RUU Masyarakat Adat di DPR RI

Jakarta,www.aman.or.id-Koalisi Pengawal RUU Masyarakat Adat yang beranggotakan 19 organisasi masyarakat bertemu dengan Gusti Kanjeng Hemas, ketua Kaukus Perempuan Parlemen sekaligus anggota DPD RI Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di Jakarta (16/10). Hadir dalam pertemuan tersebut mewakili koalisi antara lain PEREMPUAN AMAN, PP MAN dan YLBHI. Kedatangan koalisi untuk mencari dukungan dari Kaukus Perempuan Parlemen terhadap macetnya pembahasan RUU Masyarakat Adat saat ini. Ketua PEREMPUAN AMAN, Devi Anggraini menyatakan bahwa terhambatnya pembahasan RUU Masyarakat

Mahasiswa-Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Bengkulu Berkunjung ke Kantor PB AMAN

Jakarta, www.aman.or.id-Hari ini empat puluh dua mahasiswa-mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Bengkulu dari jurusan Hukum Pidana, Hukum Perdata dan Hukum Tata Negara berkunjung ke kantor PB AMAN di Jakarta (18/10). M. Yamani, dosen pembimbing yang mendampingi kunjungan tersebut menjelaskan tujuan kedatangannya, untuk membuka wawasan mahasiswa-mahasiswi didikannya seputar isu Masyarakat Adat. “Saya berharap pada kunjungan singkat ini, dapat membuka pintu buat para mahasiswa-mahasiswi menemukan ide untuk penulisan tugas akhir (skripsi), dengan mengambil

Majelis Agama Kaharingan Indonesia Mendatangi Komnas HAM & Komnas Perempuan

Jakarta, www.aman.or.id- Hari ini, PB AMAN mendampingi empat puluh dua perwakilan masyarakat Dayak penganut agama leluhur Kaharingan yang tergabung dalam Majelis Agama Kaharingan Indonesia (MAKI) mendatangi Komnas HAM untuk menyampaikan pengaduan soal integrasi paksa yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kalimantan terhadap agama leluhur kaharingan menjadi agama Hindu. Suel ketua umum MAKI pusat menyatakan bahwa kebebasan memeluk agama merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia. “Terintegarasinya agama leluhur Kaharingan, menjadi agama Hindu telah banyak menimbulkan keresahan para pemeluk Kaharingan karena dalam

Forum Pemuda Sukadana Dirikan Sekolah Darurat di Lokasi Pengungsian Desa Sukadana Lombok Utara

Lombok Utara, www.aman.or.id-Memasuki periode tiga bulan masa pemulihan gempa di wilayah Lombok dan sekitarnya, SDN 1 Sukadana masih menyelenggarakan kegiatan belajar di dalam tenda terpal di wilayah Desa Sukadana. Semenjak gempa pertama berkekuatan 6,4 skala richter dan 7,0 skala richter yang meluluhlantakan wilayah Lombok dan sekitarnya, telah mengakibatkan lima bangunan fisik Sekolah Dasar Negeri, yaitu SDN 1 Sukadana, SDN 2 Sukadana, SDN 3 Sukadana, SDN 4 Sukadana dan SDN 5 Sukadana  mengalami kehancuran fisik