Sarasehan Kopersasi AMAN Mandiri
[dm]45[/dm]
[dm]45[/dm]
[nggallery id=19] Rambut boleh sama hitam, tapi ikat kepala harus beda. Keanekaragaman ikat Kepala Masyarakat Adat Nusantara di Rakernas AMAN Ke III, Palangkaraya, Kalimantan Tengah 2013.
Dari Gerakan Masyarakat Adat Nusantara Menuju Indonesia Baru yang Berdaulat, Mandiri dan Bermartabat.
Kalimantan memiliki ragam budaya yang kaya, maka tak lengkap rasanya jika hari pertama penyelenggaraan gelaran Rakernas AMAN ke III tidak menampilkan kekhasan tarian dari Kalimantan yang identik dengan suku Dayak. Tarian berjuluk “Handep” menjadi pembuka malam budaya, Thoseang Asang sebagai koreografer menceritakan bila tarian ini meceritakan kebersamaan membangun pondasi kerukunan budaya Indonesia dalam ideologi Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika yang berbasis kearifan lokal. Tercermin jelas dengan kibaran bendera merah putih
Terasa suasana riuh dan ramai di Gedung Pertemuan Umum (GPU) Tambun Bungai, di bilangan Jalan Ahmad Yani, Palangkaraya-Kalimantan Tengah. Gelaran ini dihadiri masyarakat adat dari perwakilan se-Nusantara. Setiap perwakilan terlihat bangga dan tampil khas dengan memakai kostum daerahnya dari 33 provinsi, mereka terlihat dinamis dan menarik. Tidak ingin luput mewakili budaya Kalimantan Tengah, khususnya Pontianak sebagai tuan rumah. Pembukaan Rapat Kerja Nasional AMAN ke III pada 19 Februari 2013
Palangka Raya 18 Februari 2013. Seluruh peserta Rapat Kerja Nasional Aliansi Masyarakat Adat Nusantara yang akan berlangsung dari tanggal 19 s/d 23 Februari mendatang sudah tiba di Ibukota Propinsi Kalimantan Tengah yang pernah dicanangkan oleh Ir Soekarno jadi Ibukota Republik Indonesia itu dan di Tumbang Malahoi, Kabupaten Gunung Mas. Ada dua ratusan orang utusan masyarakat adat dari seluruh pelosok nusantara akan mengikuti berbagai rangkaian acara seperti pentas seni, dialog umum,