admin

AMAN Urges Immediate Humanitarian Aid to Kwoor

Since November 2012 until February 2013, 535 indigenous people of Kwoor district, Tambrau regency, Papua Barat province suffered from malnutrition and itching skin. The epidemic has been spreading to several villages, including Jokjoker, Kosefo, Baddei, Sukuweis and Krisnos (http://www.aman.or.id/2013/04/01/deaths-and-hunger-in-kwoor-district-papua/). Ninety five deaths were reported due to the absence of health service in Kwoor district. People have to travel on foot from one village to another just to get medical treatment.

Perempuan Adat dan Pengambilan Keputusan

Training of Trainer (TOT) (Indigenous Women and Decision Making Processes) Cipta Mulya, April, 2013. Perempuan Adat Nusantara menyelanggarakan pelatihan bagi para Perempuan Adat untuk meningkatkan kemampuannya menjadi pelatih (trainer) pada kegiatan pelatihan Perempuan Adat dan pengambilan keputusan nasional. Peserta pelatihan adalah para Perempuan Adat utusan dari masing-masing region.  Pelatihan Perempuan Adat ini diselenggarakan pada dua tempat,  di Kasepuhan Cipta Mulya, tanggal 1-6 April 2013 dan di Toraja, 8-14 Mei 2013.

Deaths and Hunger in Kwoor District, Papua

“We have been sick for so long yet the medical staffs do not care at all,” complained people of Kwoor district, Tambrauw regency to The Indigenous Peoples’ Alliance of the Archipelago (AMAN) Chapter Sorong Raya. Since November 2012, indigenous peoples of Kwoor district have been getting stricken by disease causing mass deaths. The people mostly suffer from malnutrition and itching skin. These have been epidemic in several villages, including Jokjoker,

Bencana Kematian dan Kelaparan di District Kwoor, Kab. Tambrauw, Papua

“Kami Sudah Sakit Lama Tapi Petugas Kesehatan Tidak Peduli”, keluhan warga di Distrik Kwoor, Kabupaten Tambrauw kepada AMAN Sorong Raya. Sejak bulan November 2012, masyarakat adat di District Kwoor, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat, terserang wabah penyakit yang menyebabkan kematian massal. Jenis penyakit yang diderita kebanyakan warga adalah busung lapar atau kekurangan gizi dan gatal-gatal. Wabah ini telah menyebar dibeberapa kampung yaitu; Kampung Jocjoker, Kosefo, Baddei, Sukuweis dan Krisnos. Informasi yang

Masyarakat Adat dan Agenda Pembangunan Paska 2015

Pada 26 Maret 2013, digelar Pertemuan Tingkat Tinggi Agenda Pembangunan Pasca 2015 di Nusa Dua, Bali. Pertemuan tersebut diikuti para pemimpin dunia untuk membahas strategi Pencapaian Millenium Development Goals (MDGs). Dalam pertemuan tersebut, Sekjen Asia Indigenous Peoples Pact  (AIPP) Joan Carling  mengusulkan tiga poin untuk Agenda Pembangunan dari Masyarakat Adat. Ketiga poin itu adalah kesetaraan, non diskrimininasi, dan inklusi; pertumbuhan dan perkembangan berkelanjutan; dan kemitraan. Untuk mencapai kesetaraan, non diskriminasi,

Hentikan Pembahasan dan Pengesahan RUU Pemberantasan Perusakan Hutan (RUU P2H)

KONFERENSI PERS ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA (AMAN) Reformasi kehutanan merupakan desakan yang sejak lama disuarakan oleh Masyarakat Adat. Dalam setiap Kongres Masyarakat Adat Nusantara maupun Rapat Kerja Nasional AMAN maupun dalam pertemuan-pertemuan pengurus AMAN pada berbagai tingkatan, kritik terhadap UU No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan (UUK) merupakan tema yang selalu ada. Kritik dan desakan untuk segera mereformasi peraturan perundang-undangan di sektor kehutanan yang dimulai dari UUK didasarkan pada kenyataan