admin

Diskusi AMAN dan Kompas.com di Dewan Pers

Jakarta 22 – 8 – 2013. Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) dan Kompas.com berdiskusi dengan mediasi Dewan Pers di Jakarta, Kamis (22/8). Diskusi ini terkait dengan dua berita Kompas.com yang dianggap merendahkan Masyarakat Adat. Berita pertama berjudul “Suku Polahi di Gorontalo ini, Setengah Manusia Setengah Hewan” yang dipublikasikan pada 6 Mei 2013. Pada hari yang sama, judulnya diubah menjadi “Warga Polahi Terpinggirkan di Hutan Baliyohuta.” Berita lainnya yang diadukan oleh

Sambutan Sekjen AMAN membuka sesi Diskusi Hari Internasional Masyarakat Adat Se-Dunia

Bapak-Ibu serta saudara-saudara sekalian pertama saya ucapakan selamat datang dalam pertemuan ini dan tentu kita tahu bahwa hari ini bukanlah Hari Internasional Masyarakat Adat Se-Dunia, persisnya hari tersebut jatuh pada tanggal 9 Agustus. Tapi berhubung tanggal 9 Agustus bertepatan dengan perayaan Idul Fitri, menyelenggarakannya dilakukan hari ini. Yang ke-dua saya juga ingin mengucapakan Selamat Hari Raya Idul Fitri untuk saudara-saudari semua yang merayakan, kami dari AMAN mohon maaf lahir bathin

Diskusi Interaktif Hari International Masyarakat Adat Se-Dunia.

Harus ada Peraturan Pemerintah Untuk Memperjelas Definisi Masyarakat Adat Jakarta 20-Agustus-2013. “Perjuangan masyarakat adat adalah perjuangan tanpa kekerasan, putusan MK bukan kemenangan politik tapi kemenangan kesadaran, yang diperlukan masyarakat adat saat ini adalah pengakuan secara hakiki dan pengakuan sepenuhnya,” buka Wimar Witoelar sebagai moderator dalam sesi diskusi memperingati Hari Internasional Masyarakat Adat Se-Dunia di Ball Room Hotel Akmani, bilangan Jln KH Wahid Hasyim, Jakarta tanggal 19 Agustus 2013. Acara ini

Indonesia and the Denial of Indigenous Peoples’ Existence

A recent opinion editorial from a member of Indonesia’s National Commission on Human Rights, Hafid Abbas, attempts to claim that there are no Indigenous People within the state of Indonesia. Abbas seeks to argue that prior to Dutch colonialism, which introduced the term, Indigenous, –”to disintegrate the unity of Indonesia as a nation”–there was a unified Indonesia. That the South Sulawesi independent Kingdom of Bone, neighboring independent kingdom of Gowa,

Saat Masyarakat Akan Menghadapi Pengkriminalisasian

Senin (22/07) malam perwakilan marga-marga di Nagahulambu berkumpul, mereka membahas mengenai panggilan ditujukan kepada tetua kampung (natuatua ni huta) di Nagahulambu oleh Camat Dolok Panribuan. Dari kabar yang dibawa bahwa Security PT. Toba Pulp Lestari melaporkan masyarakat di Nagahulambu ke Polres Dolok Panribuan terkait pengrusakan (pembakaran dan pencabutan) eucaliptus milik perusahaan itu. Pertemuan malam itu membahas mengenai pemberitahuan dari Camat Dolok Panribuan. Kamis (25/7) ini, Tetua kampung di Nagahulambu diminta

Konsolidasi Para Pengacara Masyarakat Adat

Masamba, 14 Agustus 2013. Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Wilayah Tana Luwu akan menjadi tuan rumah pelaksanaan pertemuan para Advokad Masyarakat Adat se-Nusantara, pertemuan yang rencananya akan dilaksanakan pada akhir September 2013 bertempat di Komunitas Masyarakat Adat Sassa, Kec. Baebunta Kabupaten Luwu Utara. Menurut salah seorang Panitia Pelaksana kegiatan Pertemuan Advokat Masyarakat Adat, sesaat setelah berkonsultasi pada Bupati Luwu Utara Drs. H. Arifin Junaidi, M.Si mengenai persiapan agenda pertemuan tersebut

PT ANTAM tak Pantas Mendapat Penghargaan

Siaran Pers Pengurus Wilayah Aliansi Masyarakat Adat Nusnatara Maluku Utara PT. ANTAM Jelas Melanggar Undang-Undang  Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Keci TERNATE – Pengurus Wilayah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Maluku Utara menilai, PT Aneka Tambang (ANTAM) sejak beroperasi di Pulau Gee dan Pulau Pakal  telah melanggar Undang-Undang Nomor 27 tahun 2007 tentang pengelolaan Wilayah  pesisir dan pulau-pulau kecil. AMAN Malut melalui ketua Badan Pengurus Harian (BPH) Munadi Kilkoda