admin

Masyarakat Adat Batin Pembubung Bersitegang Dengan Taman Nasional Bukit Tigapuluh

Pekanbaru, 6 November 2013 — Surat Edaran Menteri Kehutanan No SE.1/Menhut-II/2013 memicu ketegangan antara Masyarakat Adat Batin Pambubung, Indragiri Hulu (Inhu) dan Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT). Pihak TNBT mengklaim berhak atas wilayah adat Batin Pambubung berdasarkan surat edaran tersebut. Surat itu menyatakan, Putusan MK No 35/PUU-X/2012 akan dinyatakan sah bila didukung oleh Peraturan Daerah. Dalam waktu dekat, Masyarakat Adat Batin Pambubung menancapkan plang di kawasan TNBT tersebut. Plang itu

Komunitas Masyarakat Adat Dodaga Kehilangan Hutan Adat

Dodaga, 28 Oktober 2013 — Hutan bagi masyarakat adat adalah kehidupan itu sendiri, oleh karenanya sejak ratusan tahun lalu praktek pengelolaan hutan dengan tata cara kearifan lokal sudah dilakukan oleh leluhur masyarakat adat. Bagi mereka, hutan harus diwariskan demi keberlangsungan hidup anak-cucu. Sebab bumi tanpa hutan bisa mendatangkan masalah yang mengancam kehidupan manusia, seperti isu pemanasan global dan perubahan iklim yang hangat dibahas saat ini.  Tema inilah yang muncul saat

Indigenous language policy as a national cultural strategy

The Congress on Indonesian Cultural Strategy, held recently from Oct. 8 to 11 in Yogyakarta, though laudable in its effort to seek appropriate cultural strategies to counter a globalist discourse, missed a fundamental issue: the looming threat of Indonesia’s disappearing local languages. It has been estimated that some 700 local languages are in a moribund state, and that some 169 languages have less than 500 native speakers. This issue should

Masyarakat Adat Rampi Menolak Tambang

“wilayah rampi adalah hidup kami, jika wilayah rampi ingin dirampas oleh pemerintah dan perusahaan tambang maka rampaslah bersama nyawah kami sekaligus” (tokoh adat rampi) Pada dasarnya Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah (baca: gubernur dan Bupati/Walikota) memang diberi kewenangan untuk memberikan izin tambang kepada perorangan, koperasi, dan perusahaan. Akan tetapi, tidak dengan mudah pemerintah dapat memberikan izin kepada perusahaan pertambangan. Apalagi dikaitkan dengan kelestarian lingkungan dan kemanusiaan. Jika Hal tersebut dilakukan

Masyarakat Adat se-Kalimantan Tengah siap menyelenggarakan pemetaan partisipatif wilayah adat

Buntok, 26 Oktober 2013 – Sekitar 100-an orang perwakilan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kalimantan Tengah dari Kabupaten Lamandau, Sukamara, Pangkalan Bun, KotawaringinTimur, Seruyan, Palangkaraya, Pulang Pisau, Katingan, Gunung Mas, Barito Timur, Barito Utara, Murung Raya dan Barito Selatan hadir dalam kegiatan konsolidasi dan musyawarah “Pengembangan Strategi, Rencana Aksi Perluasan Dan Percepatan Pemetaan Partisipatif Serta Pendaftaran Wilayah Adat Komunitas Anggota AMAN Di Kalimantan Tengah”. Kegiatan berlangsung pada tanggal 24 s/d

Unique gathering held on “ REDD and Blue” carbon in relation to sustainable resource management

“Taking care of the earth is our collective responsibility.” – Om Eliza Kissya, indigenous leader of Haruku Forty participants from environmental organizations from Africa, Asia, Europe and Latin America and indigenous peoples organizations from Asia gathered in Haruku, Maluku, Indonesia in October 2-5, 2013 for a meeting on REDD+ and Blue Carbon and its environmental, social and political implications, including on indigenous peoples’ rights, rights of local communities and gender. 

DPR Sulut akan Alih Fungsi Hutan Adat Menjadi Pertambangan

Manado, 28 Oktober 2013 — DPR Sulawesi Utara dikabarkan akan menetapkan Rancangan Tata Ruang Wilayah di Provinsi Sulawesi Utara hari ini, Senin (28/10) pukul 14.00 WITA. Sekitar 14.900 hektare hutan, termasuk hutan adat, akan dialih-fungsi menjadi pertambangan. Selain rencana ini, telah ada 64 izin konsesi di hutan yang diberikan kepada pertambangan, di antaranya tambang pasir besi di Pulau Bangka dan emas di Likupang. Informasi ini disampaikan oleh Matulandi Supit, Ketua