Menyelesaikan Instalasi Panel Surya di Borobudur, Greenpeace dan AMAN Menegaskan Kembali Pemanfaatan Energi yang Bersih dan Aman untuk Masa Depan

Jakarta, 24 Oktober 2012. Menandai berdirinya instalasi panel surya dan Climate Rescue Station di Candi Borobudur, Greenpeace dan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) hari ini mendesak pemerintah Indonesia untuk segera menghentikan ketergantungan mereka pada energi fosil seperti batu bara, minyak, dan energi tak terbarukan lainnya dan beralih kepada sumber energi terbarukan.

Di dalam stasiun ini telah berlangsung berbagai kegiatan seperti workshop fotografi bersama komunitas lubang jarum, membatik dengan menggunakan bahan alami, melukis di atas kaca, hingga cukil kayu. Kegiatan tersebut diikuti oleh siswa-siswi sekolah tingkat lanjut di area sekitar Borobudur, Magelang. Seluruh hasil karya workshop juga dipamerkan di dalam dan di sekitar Climate Rescue Station.

“Rangkaian kampanye Energi Bersih untuk Borobudur ini bertujuan untuk mempromosikan bahwa penggunaan dan pemanfaatan energi terbarukan sangat mungkin dikembangkan di Indonesia,” kata Arif Fiyanto, Jurukampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia.  “Hanya saja diperlukan niat yang serius dari pemerintah untuk segera mengimplementasikan kebijakan yang mendukung pengembangan energi terbarukan,” lanjutnya.

Climate Rescue Station adalah contoh nyata bagaimana energi terbarukan seperti tenaga matahari dan angin dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Climate Rescue Station bola dunia dengan struktur empat lantai, yang digunakan sebagai musium untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang solusi energi terbarukan dan memerangi perubahan iklim. Climate Rescue Station telah berkeliling dunia untuk menarik perhatian publik terhadap isu perubahan iklim dan solusinya. Sumber energi listrik Climate Rescue Station berasal dari tenaga surya dan angin.

Bersamaan dengan kegiatan ini, Greenpeace menyepakati kerjasama dengan Aliansi Mayarakat Adat Nusantara (AMAN), dengan dilakukannya penandatanganan nota kerjasama untuk membangun dan mengembangkan konsep dan aplikasi Komunitas Adat Berbasis Energi Terbarukan. Kerjasama ini merupakan sebuah upaya untuk mempromosikan solusi pemenuhan kebutuhan energi dengan energi terbarukan bagi masyarakat Indonesia, khususnya komunitas adat yang hidup di pedalaman yang belum mendapatkan pasokan listrik.

Dalam kerja sama yang disebut Keadilan Energi untuk Masyarakat Adat ini, AMAN dan Greenpeace akan memulai sebuah inisiatif bersama untuk mendorong pembangunan dan pengembangan model pemanfaatan energi terbarukan di 7 komunitas adat di Nusantara (Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali-Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi dan Papua), yang selama ini belum menikmati penerangan listrik dan nantinya akan menjadi percontohan sebagai tempat belajar bagi komunitas-komunitas adat lainnya untuk membangun, mengembangkan dan memanfaatkan potensi sumber energi terbarukan yang ada diwilayah adatnya.

“Indonesia saat ini merupakan salah satu negara dengan tingkat elektrifikasi terendah di Asia Tenggara. Saat ini hanya 69 persen dari  total rakyat  Indonesia yang sudah menikmati akses listrik, sisanya sekitar 60 juta rakyat Indonesia yang sebagian besar merupakan masyarakat adat masih belum menikmati akses listrik dari negara sampai saat ini. Dan dengan sistem sentralisasi kelistrikan, sebagian penikmat listrik itu berada di kota-kota besar di pulau Jawa, sementara masyarakat adat di kawasan-kawasan terpencil senantiasa hidup dalam kegelapan. Dengan fakta di atas, selain untuk memberikan layanan kepada anggota AMAN, program ini adalah untuk mendesak pemerintah memastikan keadilan energi bagi seluruh masyarakat Indonesia,” ujar Abdon Nababan, Sekretaris Jendral AMAN.

Potensi energi terbarukan sangat melimpah di Indonesia, dan potensi kelimpahan energi panas bumi mencapai 40% dari total cadangan di dunia. Namun, data pemerintah menunjukkan bahwa penggunaan energi terbarukan di Indonesia baru mencapai angka 5% (atau setara dengan 1,345 megawatt) dari keseluruhan sumber energi total di negara ini. Greenpeace dan AMAN mendesak pemerintah Indonesia untuk segera menghentikan ketergantungan terhadap sumber energi fosil seperti batubara, minyak bumi dan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui lainnya untuk segera beralih kepada pemanfaatan sumber energi terbarukan.

Kontak:
Arif Fiyanto, Team Leader Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, 08111805373
Hindun Mulaika, Jurukampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, 08118407113
Abdon Nababan, Sekretaris Jendral AMAN, 0811111365
Taryudi Caklid, Direktur Ekonomi PB AMAN, 0818715931
Rahma Shofiana, Jurukampanye Media Greenpeace Indonesia, 08111461674

Tinggalkan Balasan