Bogor, (Jum’at, 2 Juli 2021)– Rukka Sombolinggi Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) menerima kunjungan persahabatan dari Dewan Pimpinan Pusat/DPP Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) secara virtual. Kunjungan persahabatan ini bertujuan untuk saling bertukar pikiran dan silahturahmi antara DPP PRIMA dan AMAN terkait situasi politik di Indonesia dewasa ini.
PRIMA dideklarasikan pada 1 Juni 2021 lalu. Partai ini mengklaim dirinya sebagai partai yang mewakili kelompok masyarakat kecil dan terpinggirkan, dengan visi politik kesejahteraan.
“PRIMA adalah partai rakyat, secara tegas PRIMA menolak oligarki. Kami adalah konsep partai milik bersama yang dikelola secara kolektif dan demokratis, bukan konsep partai owner yang dikelola hanya dengan segelintir orang” ungkap Bin Firman Trisnadi Ketua Mahkamah Partai PRIMA.
Bin menambahkan bahwa PRIMA menyadari ada yang hilang dalam ruang politik saat ini yakni gagasan besar untuk membangun kehidupan yang adil, oleh sebab itu yang menjadi tujuan lain dari kunjungan persahabatan ini adalah kami ingin bersinergi dan menjalin kerja sama dengan AMAN untuk memperkuat struktur PRIMA di berbagai daerah dan berkolaborasi melawan praktik-praktik oligarki dan abuse of power yang merusak demokrasi.
Kunjungan persahabatan ini mendapatkan respon positif dari Sekjen AMAN. “Kunjungan dari DPP PRIMA meski secara virtual adalah sebuah kehormatan bagi AMAN, kami ucapkan selamat atas berdirinya PRIMA, yang kami yakin akan memberikan penyegaran dan berkontribusi terhadap penguatan demokrasi di Indonesia” ungkap Rukka.
Dalam penjelasannya, Sekjen AMAN menyampaikan bahwa sebagai organisasi Masyarakat Adat, di dalam tubuh AMAN mengalir darah gerakan politik. Pembahasan genealogi gerakan perluasan partisipasi politik Masyarakat Adat telah dimulai saat Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) 1999 dan ditegaskan pada KMAN III di Pontianak tahun 2007 dimana gerakan Masyarakat Adat mengubah strateginya dari konfrontasi ke strategi engagement.
“Partisipasi politik Masyarakat Adat adalah instrument untuk menegaskan eksistensi, memastikan Masyarakat Adat hadir, dikenal dan dilindungi hak konstitusionalnya serta hak untuk menentukan nasib sendiri. Inti dari perjuangan politik AMAN adalah mengembalikan dan memperkuat musyawarah adat sebagai mekanisme pengambilan keputusan tertinggi dan mengikat bagi seluruh Masyarakat Adat atau biasa kita sebut sebagai demokrasi deliberative” ungkap Rukka.
Oleh sebab itu, kunjungan persahabatan yang diselenggarakan oleh DPP PRIMA sekaligus menjadi wadah untuk membangun gagasan konstruktif terkait format partai politik yang ideal serta dapat memberikan harapan bagi kemajuan demokrasi ditengah krisis kepercayaan terhadap partai politik.
“Secara progresif PRIMA harus dibangun sebagai partai dengan pembiayaan kolektif, melalui gotong royong kader dan masyarakat luas yang menyumbangkan sebagian materinya untuk partai. Dengan konsepsi ini PRIMA tidak akan ketergantungan dengan oligarki dan terlepas dari politik kartel” tambah Rukka.
Terakhir sebagai penutup diskusi, Rukka menambahkan “Secara konstitusi, AMAN tidak boleh berafiliasi dengan Parpol dan seluruh Pengurus AMAN dilarang menjadi anggota Partai Politik. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa kita dapat bersinergi membangun gagasan kebangsaan dan perutusan politik Masyarakat Adat. Sebab, ini bukan hanya tentang PRIMA, tapi ini adalah cara untuk bersama-sama membangun kesadaran rakyat mewujudkan Bangsa Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Bermartabat” tutup Rukka.