Jakarta, www.aman.or.id – Hari ini Komunitas Adat Sukadana menyelenggarakan ritual adat Selamatan Masjid Kuno Bayan, dengan nama Nurul Iman, di Desa Sukadana, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara.
Ritual adat yang dipimpin oleh Jamali, sebagai Mudim yang artinya seorang tokoh agama dalam adat, akan berlangsung setiap hari kamis selama 3 minggu, mulai pukul 07.30-18.00 wita.
Sekitar 500 orang hadir dalam ritual adat yang diselenggarakan di rumah adat, tempat tinggal pemuka adat, berasal dari Telaga Bagek, wilayah Desa Anyar, sebagian lagi datang dari Desa Senaru, Dusun Kebaloan.
Masjid Kuno Bayan yang telah berdiri ratusan tahun lalu, sebagai penanda masukanya ajaran Islam di Pulau Lombok masih dapat berdiri kukuh, meski telah diguncang gempa tektonik berkekuatan 6,4 SR (29/07) dan gempa susulan 7,0 SR (5/08) yang telah meluluhlantakan wilayah Lombok, NTT.
Ritual adat yang dipimpinn oleh 10 kyai (tokoh agama-reda) bertujuan untuk memohon perlindungan kepada Tuhan dan para leluhur, agar mengakhiri bencana gempa yang telah meluluhlantakan wilayah Lombok.
Berdasarkan laporan jurnalis warga, Raden Bambang dari lokasi, ritual adat ini sangat penting artinya bagi komunitas adat Sukadana, untuk menghentikan bencana gempa yang masih terus menghantui wilayah Lombok, NTB.
“Menurut para tokoh agama setempat, jika ritual adat ini tidak dijalankan dikhawartirkan gempa tidak akan berhenti dan akan terus memakan korban jiwa yang sudah banyak berjatuhan,” ungkap Bambang.
Kelompok perempuan yang menyediakan makanan untuk para peserta ritual adat, harus kembali memasak dengan menggunakan cara-cara tradisional, seperti tradisi para leluhurnya.
Gempa terparah terjadi di wilayah Lombok Utara, sehingga mengakibatkan sekitar 85% bangunan tembok rumah warga dan bagunan pemerintah mengalami rusak berat, selain jalan-jalan beraspal, jembatan dan tiang listik yang bertumbangan, sehingga melumpuhkan fungsi fasilitas publik.
Eka Hindrati-Infokom PB AMAN