Di akhir-akhir kekuasaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), masyarkaat kembali dikejutkan dengan kejadian penembakan oleh aparat kepolisian terhadap rakyat. Insiden penembakan yang terjadi di desa Penyang, kecamatan Telawang, kabupaten Kotawaringin Timur, pada 10 Juni 2014 semakin membuktikan bahwa fasisme telah menjadi watak dari negara ini.
Penembakan warga desa Penyang oleh aparat kepolisian dari Polres Kotim merupakan buntut dari berlarutnya kasus sengketa tanah antara warga sekitar perkebunan dengan PT. Agro Bukit (Agro Indomas Group) sejak 2003. Kuatnya keberpihakan pemerintah (mulai tingkat kabupaten sampai pusat) kepada investasi asing yang diwujudkan dengan tetap membiarkan perkebunan beroperasi di atas lahan seluas ± 13.930 hektar meski banyak menyisakan soal dengan warga sekitar telah melahirkan berbagai upaya perjuangan warga yang menginginkan tanahnya kembali. Pemanenan buah sawit secara massal di lahan sengketa adalah salah satu bentuk perlawanan warga atas lambannya birokrasi pemerintah dalam penanganan kasus sengketa yang marak terjadi di berbagai tempat di Kalimantan Tengah.
Kronologi singkat Kasus Penembakan Warga desa Penyang, kecamatan Telawang, kabupaten Kotawaringin Timur oleh aparat Brimob Polres Kotawaringin Timur di dalam areal perkebunan PT. Agro Bukit dapat diunduh/download di Kronologis Penembakan Warga Desa Penyang