Simon Welan
Infokom AMAN Nusa Bunga
Masyarakat Adat Sipijena dan Wolofeo melakukan penyemprotan disinfektan secara bersama-sama di rumah warga yang ada di dua komunitas tersebut. Penyemprotan disinfektan oleh Masyarakat Adat di komunitas tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di satu komunitas adat dengan dua desa tersebut.
Kepala Desa Wolofeo, Philipus Loba saat ditemui di rumah adat Wolofeo pada Rabu (29/04/20) mengatakan penyemprotan disinfektan terhadap rumah warga itu dilakukan sebagai bentuk pencegahan terhadap pandemi COVID-19 yang saat ini mewabah di dunia maupun Indonesia.
Philipus Loba melanjutkan aktivitas penyemprotan itu dilaksanakan oleh dua desa sekaligus berkat adanya kesepakatan secara bersama – sama antara kedua kepala desa, para Mosalaki dan para tokoh agama yang ada di wilayah tersebut mengingat kedua desa ini memiliki satu komunitas adat yang sama dan memiliki gereja yang sama.
“Kami telah melakukan diskusi secara bersama-sama antara pemerintah desa, tokoh agama dan tokoh adat dengan dasar pemikiran kami adalah memiliki latar belakang sejarah yang sama meskipun secara administrasi desa, kami melakukannya masing-masing namun secara adat istiadat, kami satu dan memiliki mosalaki yang sama,” kata Philipus.
Menurut Philipus Loba, kegiatan secara gotong royong seperti ini sudah biasa dilakukan oleh masyarakat kedua desa ini sejak nenek moyang terdahulu sehingga tradisi kebersamaan ini tetap dilakukan secara bersama-sama meskipun telah memiliki administrasi desa masing – masing.
Kades Philipus menjelaskan terkait anggaran dalam pembelian bahan-bahan disinfektan untuk penyemprotan rumah warga merupakan dana swadaya dari kedua desa yang saat ini masih dalam bentuk pinjaman dari dana stasi.
“Ketiga elemen batu tungku yaitu pemerintah desa, tokoh adat dan tokoh agama yang ada disini bersinergi untuk mencegah penyebaran COVID-19 ini secara bersama-sama,” tuturnya.
Hal senada dipertegas lagi oleh Kepala Desa Sipijena, Dominggus Dasi yang menuturkan bentuk sinergitas yang dilakukan oleh kedua desa dengan tokoh adat dan tokoh agama bukan saja terjadi dalam pencegahan COVID-19 namun terjadi juga dalam banyak hal karena sebelum pemekaran kedua desa tersebut merupakan satu desa dahulunya.
Terkait penyemprotan disinfektan yang dilakukan hari ini, Kades Dominggus menjelaskan sejak diinformasikan pihak pemerintah untuk penanganan COVID-19 pihaknya langsung berdiskusi dan mengadakan kerjasama dengan pihak Desa Wolofeo, Masyarakat Adat di Komunitas Adat Wolofeo dan lembaga agama dalam hal ini pihak stasi St. Bernadus Wolofeo untuk secara bersama-sama menangani pencegahan COVID-19 ini.
“Kami sepakat melakukan pencegahan bersama secara swadaya membeli bahan-bahan disinfektan untuk penyemprotan ke rumah-rumah warga dengan menggunakan tangki blower milik masyarakat dan kelompok,” tutur Kades Dominggus.
Kades Sipijena mengungkapkan untuk penyemprotan disinfektan kali ini pihaknya dengan desa Wolofeo telah melakukan putaran kedua setelah putaran pertama dilakukan beberapa waktun yang lalu.
Kades Dominggus menuturkan selain penyemprotan disinfektan ke setiap rumah warga, sesuai kesepakatam ketiga batu tungku tersebut kedua desa dalam satu komunitas adat ini telah menutup akses lalu lintas keluar masuk ke kedua wilayah tersebut dengan melalukan karantina wilayah tersebut berupa pemasangan palang pintu atau barrier gate di gerbang masuk desa dan melarang orang luar untuk masuk ke wilayah dua desa tersebut.
“Aktivitas untuk warga di kedua desa tetap berjalan seperti biasa tetapi untuk warga atau orang luar yang keluar masuk di desa tidak diperbolehkan tanpa seijin kepala desa sehingga kita benar-benar menjaga warga kita dari penyebaran virus yang membahayakan ini,” tutupnya.
Sementara itu di Pasar Detusoko aktivitas pasar berjalan seperti biasa dan tampak orang membludak seakan tidak terpengaruh dengan situasi yang terjadi saat ini. Anjuran pemerintah untuk penjarakan fisik dan sosial (physical and social distancing) atau gunakan masker sepertinya tak berlaku di pasar ini.