Maret 2019

Peringatan Hari Perempuan Internasional 2019 PEREMPUAN AMAN Serukan  Pengesahan RUU Masyarakat Adat

Jakarta, www.aman.or.id- Hari ini, sekitar 2000-an massa yang berasal dari 65 organisasi memperingati Hari Perempuan Internasional setiap tanggal 8 Maret. Mereka bergabung dalam Gerakan Bersama Perempuan Tuntut Ruang Hidup Demokratis, Sejahtera, Setara, dan Bebas Kekerasan. Peringatan ini diawali dengan aksi berjalan kaki sejak pukul 12.00-15.00 wib, mulai dari  dari Patung Kuda hingga Taman Aspirasi, yang berada di depan Istana Kepresidenan di Jakarta. Lini Zurlia selaku juru bicara peringatan Hari Perempuan Internasional 2019, menjelaskan tujuan peringatan

Riungan Gede Kasepuhan: Menagih Janji, Memperluas Partisipasi

“Kasepuhan hadir jauh sebelum Indonesia merdeka, kita bahkan ikut mendirikan Republik ini” pungkas Mulyadi, utusan Kasepuhan Citorek Tengah. Mulyadi tampak geram. Perjuangan panjang menghadirkan negara ditengah Masyarakat Adat Kasepuhan cukup membuatnya jengah. Puluhan tahun mereka tak berdaulat atas wilayahnya. “Selama ini, masyarakat selalu was-was. Bahkan saat membawa hasil bumi harus sembunyi-sembunyi. Tak urung dimintai upeti oleh mantri hutan. Pernah pula dikriminalisasi oleh aparat” pungkasnya. Mulyadi adalah salah satu dari ribuan

Pemda Sumbawa Barat Kembali Serobot Wilayah Adat Komunitas Tanalong

Sumbawa, www.aman.or.id-Berdasarkan SK Menteri Pembangunan Desa Tertinggal (PDT) dan Transmigrasi no 71 tahun 2018 tentang penetapan Kecamatan Sekongkang sebagai kawasan transmigrasi, kini tanah Batu Nampar ditetapkan sebagai lokasi transmigrasi dengan luas sekitar 527 hektar. Lokasi Batu Nampar berada di Desa Talonang, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang saat ini sedang  ditanami jagung oleh warga karena termasuk di dalam wilayah kelola adat. Melansir pernyataan Kepala Disnakertrans Kabupaten Sumbawa