Maret 2019

17 Maret, Titik Kebangkitan Perjuangan             Masyarakat Adat Nusantara

  Jakarta, www.aman.or.id – Hari Kebangkitan Masyarakat Adat Nusantara (HKMAN) jatuh pada 17 Maret bertepatan dengan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) I 1999 di Jakarta. Saat itu, para perwakilan Masyarakat Adat yang senasib sepenanggungan berkumpul dari seluruh nusantara, dari Papua hingga Aceh. “Hal yang terpenting dari pertemuan itu, setiap peserta mendapat kesempatan banyak untuk saling berbagi pengalaman tentang pelanggaran hak asasi manusia, kolonisasi dan penindasan yang dilakukan oleh pemerintah. Peristiwa

Ancaman Kemajuan Pariwisata Bagi Nilai Budaya Masyarakat Adat Osing Banyuwangi

Banyuwangi, www.aman.or.id-Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Masyarakat Adat Nusantara yang ke-20, PD AMAN Osing Banyuwangi menggelar diskusi dengan sejumlah anggota komunitas adat dan pemerhati budaya Banyuwangi pada hari Minggu (17/3) di Desa Adat Kemiren, Banyuwangi. Diskusi tersebut mengangkat isu yang beberapa tahun terakhir menjadi salah satu masalah Masyarakat Adat Osing, salah satunya yakni peran Masyarakat Adat ditengah pesatnya perkembangnya pariwisata di Banyuwangi. Agus Hermawan, Ketua BPH PD AMAN Osing mengatakan, keberadaan program pemerintah daerah

Pidato Sekretaris Jenderal AMAN -                                        Hari Kebangkitan Masyarakat Adat Nusantara,  17 Maret 2019

  “Meneguhkan Tekad, Memperkuat Akar, Mengedepankan Solusi”  Hidup Masyarakat Adat! Masyarakat Adat Bangkit Bersatu! Berdaulat! Bangkit Bersatu! Mandiri! Bangkit Bersatu! Bermartabat! Pertama-tama, ijinkan saya menyampaikan hormat kepada semesta, para leluhur Masyarakat Adat, dan puji syukur kepada Yang Maha Kuasa Pencipta Alam Semesta untuk kebahagiaan kita pada hari yang sangat bersejarah ini. Bapak, ibu, saudara-saudaraku, pimpinan dan anggota Dewan AMAN Nasional dari 7 region yang saya hormati, seluruh Pengurus Wilayah, Pengurus

Caleg AMAN: Pendeta Kristen, Tapi Caleg Partai Berlambang Ka’bah

Entah yang keberapa pemandangan langka seperti itu ada di negeri ini. Saya beruntung bertemu dengannya dan kemudian berbincang, Kamis pagi (24/1/2019) itu di Hotel Ibis, Wahid Hasyim Jakarta. Namanya Haroly Chundrat Darakay, S.Si. Dari nama akhirnya, saya menduga ia berasal dari Maluku. Tahun lalu saya bertemu seorang perempuan dari provinsi yang sama, nama belakangnya sama: Erlina Darakay. Erlina Darakay adalah anggota Dewan Pemuda Adat Nusantara (DePAN) Barisan Pemuda Adat Nusantara/BPAN

Riungan Gede Kesatuan Adat Banten Kidul:  Peta Wilayah Adat Alat Perjuangan Pengakuan Keberadaan Masyarakat Adat  Kasepuhan Banten Kidul

Banten, www.aman.or-Pembukaan Riungan Gede Kesatuan Banten Kidul (Sabaki) ke-11 telah dimulai setelah semalam pembukaan resmi oleh ketua Sabaki, Sukanta di buka di depan 1500-an peserta yang datang dari 522 komunitas adat yang datang ke wilayah Kasepuhan Citorek, berlangsung 1-3 maret 2019. Masyarakat Adat Kasepuhan Banten Kidul adalah kelompok masyarakat adat Sunda yang tinggal di Pegunungan Sanggabuana. Saat ini pemerintah menyebutnya Taman Nasional Gunung Halimun Salak wilayah yang paling banyak dihuni oleh masyarakat adat

Riungan Gede Kesatuan Adat Banten Kidul:  Peta Wilayah Adat Alat Perjuangan Pengakuan Keberadaan Masyarakat Adat  Kasepuhan Banten Kidul

Banten, www.aman.or-Pembukaan Riungan Gede Kesatuan Banten Kidul (Sabaki) ke-11 telah dimulai setelah semalam pembukaan resmi oleh ketua Sabaki, Sukanta di buka di depan 1500-an peserta yang datang dari 522 komunitas adat yang datang ke wilayah Kasepuhan Citorek, berlangsung 1-3 maret 2019. Masyarakat Adat Kasepuhan Banten Kidul adalah kelompok masyarakat adat Sunda yang tinggal di Pegunungan Sanggabuana. Saat ini pemerintah menyebutnya Taman Nasional Gunung Halimun Salak wilayah yang paling banyak dihuni oleh masyarakat adat

Berita Foto : Peringatan Hari Perempuan Internasional 2019 PEREMPUAN AMAN Serukan Pengesahan RUU Masyarakat Adat

Jakarta, www.aman.or.id-Peringatan Hari Perempuan Internasional yang dirayakan setiap tanggal 8 Maret, diisi dengan aksi berjalan kaki oleh sekitar 2000 massa, yang bergabung dalam Gerakan Bersama Perempuan Tuntut Ruang Hidup Demokratis, Sejahtera, Setara, dan Bebas Kekerasan yang berasal dari 65 organisasi kemasyarakatan. Para peserta demonstrasi mengawali aksi dengan berjalan kaki sejak pukul 12.00 – 15.00 WIB, mulai dari dari Patung Kuda hingga Taman Aspirasi, di depan Istana Kepresidenan. Dalam aksi ini,