Maret 2018

PIDATO SEKRETARIS JENDRAL  ALIANSI MASYARAKAT ADAT NUSANTARA (AMAN)

 Hari Kebangkitan Masyarakat Adat Nusantara (HKMAN) & Ulang Tahun AMAN Ke-19 17 Maret 2018 Hidup Masyarakat Adat! Masyarakat Adat Bangkit Bersatu! Berdaulat Bangkit Bersatu! Mandiri Bangkit Bersatu! Bermartabat Hotu! I Yayat U Santi! Angkat Pedangmu dan Maju Berperang!   Kita sedang merayakan kebangkitan Masyarakat Adat di tempat bersejarah yaitu Benteng Moraya. Di tempat ini pernah terjadi Perang Tondano. Juga perayaan hari ini diawali dengan Ritual Kawasaran yang merupakan simbol perang. Marilah kita memaknai

Wilayah Adat Masih Diabaikan, Dukungan Jokowi Dievaluasi

Manado – Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) sedang mengevaluasi dukungan politiknya kepada Presiden Joko Widodo, terkait realisasi program masyarakat adat. Hal ini diungkapkan oleh Sekjen AMAN Rukka Sombolinggi saat berjumpa dengan sejumlah wartawan nasional dan lokal di Manado pada Kamis (15/3/2018). “AMAN sedang mengevaluasi komitmen pemerintah Jokowi – JK untuk masyarakat adat seperti tercantum dalam dokumen Nawacita. Salah satu indikatornya adalah hingga kini RUU tentang Masyarakat Adat belum juga disahkan

Sekjen AMAN, Rukka: Demokrasi ala Masyarakat Adat adalah Solusi

Pemilu 2019, satu juta anggota masyarakat adat terancam hilang hak pilihnya. Koha, Minahasa – Sekitar satu juta suara dari masyarakat adat terancam hilang dalam Pemilihan Umum 2019. Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Rukka Sombolinggi menyatakan 1 juta masyarakat adat terancam tidak bisa memilih dalam pemilihan kepala daerah, legislatif, dan presiden tahun 2019. Pernyataan ini terungkap dalam Dialog Rakernas AMAN V bertema “Perluasan Partisipasi Politik Masyarakat Adat” di Desa

STATEMENT OF CONCERN ON THE INCREASING HARASSMENT AND INTIMIDATION OF INDIGENOUS PEOPLES’ LEADERS AND HUMAN RIGHTS DEFENDERS IN THE PHILIPPINES

The Alliance of Indigenous Peoples of the Archipelago (AMAN), representing more then 2000 indigenous communities throughout Indonesia, condemns the recent action taken by the Philippines Government to criminalize leaders of the Philippines Indigenous Peoples movement as well as indigenous leaders working in the international arena. Latest, a petition filed in court by the Philippine State Prosecutor of the Department of Justice (DOJ), seek to have a number of indigenous peoples’

Centralising and Integrating Data to Promote Indigenous Peoples Territories

Koha, Minahasa – The Indigenous Peoples Alliance of the Archipelago (AMAN) held a focussed yet relaxed workshop at the Yosep Wanua Koha Building, Minahasa Regency, on Wednesday 14 March 2018 to discuss its integrated data centre and monitoring system application, both of which will encourage the process of customary territory recognition and improve the work performance of both AMAN organisation and AMAN cadres. Guest speaker Idaman Andarmosoko, an information management

Integrasi Pusat Data Masyarakat Adat Sebagai Pendorong Pengakuan Wilayah Adat

Koha, Minahasa – Sarasehan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) tentang Integrasi data center dan pemanfaatan aplikasi sistem monitoring untuk mendorong proses pengakuan wilayah adat serta peningkatan kinerja organisasi dan kaderisasi, berlangsung serius tapi santai di Gedung Santo Yosep Wanua Koha, Kabupaten Minahasa, Rabu (14/3/2018). Suasana santai dibawakan Idaman Andarmosoko sebagai pembicara dalam sarasehan. Paparannya yang mengangkat tema “Informasi, Pengetahuan Perubahan dan Tantangan Organisasi”, Andarmosoko berupaya memicu penjelajahan mengenai tantangan kerja

Wanua Koha: Agricultural Area and History

Wanua Koha, or Koha Village, is populated by indigenous communities of the Minahasa group known for their fertile agricultural areas. Wanua Koha is famous for producing palawija, which includes cloves, nutmeg, and coffee. Therefore, for indigenous peoples in Waua Koha, land forms an important part of their lives. Wanua Koha is also an important place for the history of the Minahasa group. Located on top of the hills, the village