Medan, 19 Maret 2017 – Kongres Masyarakat Adat Nusantara ke-V memilih Rukka Sombolinggi sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) periode 2017-2022. Sekjen baru AMAN tersebut mendapat amanat untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat adat Nusantara sebagai bagian mewujudkan Indonesia yang adil dan sejahtera.
Rukka menjadi perempuan pertama pemimpin AMAN yang merupakan organisasi masyarakat adat terbesar di dunia. Saat ini AMAN memiliki 2.332 anggota komunitas adat dengan anggota sekitar 17 juta orang. Rukka Sombolingi mengantikan Abdon Nababan, Sekjen periode 2012 – 2017.
Rukka terpilih secara aklamasi dari lima calon Sekjen yang lolos seleksi melalui keputusan musyawarah mufakat di hari terakhir Kongres Masyarakat Adat Nusantara ke-V (KMAN V). Penutupan KMAN V dilakukan pada Minggu malam (19/3) di Kampong Tanjung Gusta, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, dengan acara pelantikan dan pidato Sekjen terpilih AMAN periode 2017 – 2022.
Hasil Kongres juga memilih Hein Namotemo sebagai Ketua Dewan AMAN Nasional (DAMANNAS) dan Abdon Nababan menjadi wakil ketua DAMANAS untuk periode lima tahun ke depan. DAMANNAS beranggotakan 14 orang dengan masing-masing region (Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali – Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua) diwakili dua orang, yaitu satu pria dan satu perempuan.
Dalam KMAN ke-V masyarakat adat secara musyawarah mufakat juga memutuskan Papua sebagai lokasi KMAN ke-VI pada 2022. Sedangkan lokasi untuk Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ditetapkan di Sulawesi Utara pada 2019.
Dalam pidato sebagai Sekjen baru, Rukka Sombolinggi mengatakan dirinya akan mengerahkan seluruh jiwa, tenaga, dan pikiran untuk kemajuan AMAN. “Saya berjanji semoga lima tahun ke depan mampu memastikan organisasi ini masih berdiri kokoh dan mencapai kemajuan yang sudah dicanangkan bahkan bisa diperkuat lagi,” kata Rukka.
Menurut Rukka, tantangan terbesar bagi AMAN pada lima tahun ke depan adalah memastikan perubahan-perubahan negara dengan tindakan nyata bagi masyarakat adat Nusantara. Saat ini perubahan tersebut masih sangat lambat sehingga perlu ada percepatan-percepatan agar hak-hak masyarakat adat sebagai warga negara diakui dan terpenuhi.
Hein Namotemo mengatakan masyarakat adat tidak pernah ragu terhadap kemampuan perempuan. Kini kami memiliki Sekjen baru seorang perempuan enerjik. “Kami bersama organisasi sayap dan otonom mendukung penuh Sekjen baru untuk mencapai tujuan organisasi menjadikan masyarakat berdaulat, mandiri, dan berdaulat,” kata Hein Namotemo.
KMAN ke-V dihadiri utusan dari masing-masing komunitas adat anggota AMAN (2.332 komunitas adat) dan Pengurus AMAN (Pengurus Besar yaitu Sekjen AMAN dan 14 anggota Dewan Nasional AMAN; 21 Pengurus Wilayah yaitu Ketua dan Dewan AMAN Wilayah; 115 Pengurus Daerah yaitu Ketua dan Dewan AMAN Daerah). Panitia KMAN V berjumlah 100 orang.
KMAN V berlangsung pada 15-19 Maret di Kampong Tanjung Gusta, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Ada tiga acara pokok yaitu Sarasehan pada 15-16 Maret 2017, Pembukaan dan Perayaan Hari Kebangkitan Masyarakat Adat pada 17 Maret, serta Kongres Masyarakat Adat 18-19 Maret.
KMAN V merupakan ajang konsolidasi masyarakat adat dari berbagai pelosok Nusantara untuk merancang dan menyatukan langkah bagaimana bekerja sama dengan pemerintah dengan tetap kritis dalam pemenuhan hak-hak masyarakat.