2014

Berita Duka, Seorang Masyarakat Adat Dayak Meratus Tewas Tertembak

AMAN, 24 Oktober 2014. Sehari setelah Indonesia memiliki presiden baru, berita duka justru menghampiri masyarakat adat di Kalimantan Selatan. Bagaimana tidak, pada Selasa (21/10), seorang masyarakat adat Dayak Meratus meninggal dunia terkena tembakan aparat. Masyarakat adat Dayak Meratus itu bernama Inus (35). Inus diduga terkena tembakan polisi saat mengambil kayu. Inus meninggal terkena tembakan di bagian kepala dan perut. Menurut Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) AMAN Kalimantan Selatan Yasir Al

AMAN Kaltara Berhasil Membentuk Kepengurusan Baru

AMAN, 24 Oktober 2014. Akhirnya Musyawarah Wilayah (Muswil) AMAN Kalimantan Utara berhasil membentuk kepengurusan. Berikut kepengurusan AMAN Wilayah Kalimantan Utara (Kaltara): 1. DAMANWIL (Dewan AMAN Wilayah) Kaltara: Ketua : Robenson Tadem Wakil Ketua 1 : Norhayati Andris Wakil Ketua 2: H. Sura’i, S.Sos Anggota. : 1. Yan Ngau, S.Pd 2. Jon Yumin 3. Lewi, S.Sos 4. Herman Piu 5. Johan Bilun 6. Datu Keramawijaya 7. Lewi Yundan, S.Th 8. Paulus

AMAN Kaltara Gelar Muswil di Sekatak

TANJUNG SELOR, BERITAKALTARA.COM – Besok, Rabu 23/10/2014 Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) akan melaksanakan Musyawarah Wilayah (Muswil) di Kecamatan Sekatak, Bulungan Kalimantan Utara (Kaltara). Acara tersebut berlangsung sehari, guna membahas isu nasional yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat adat itu sendiri. “Adapun isu nasional dimaksud, menyangkut Keputusan perkembangan-perkembangan terakhir ditingkat nasional meyangkut keputusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia nomor 35 Tahun 2012 yang dibacakan pada tanggal 16 Mei 2013, “ terang Abdon

Terus Alami Kriminalisasi, Saatnya Masyarakat Adat Tagih Janji Jokowi

AMAN, 23 Oktober 2014. Kriminalisasi terus saja terjadi terhadap masyarakat adat nusantara. Berbagai dalih dituduhkan pemerintah untuk memenjarakan masyarakat adat yang menggarap tanah leluhurnya. Saatnya masyarakat adat bergerak menagih janji Presiden Jokowi. Pada Juni 2014 lalu misalnya, di Sumatera Selatan, telah terjadi penangkapan terhadap aktivis masyarakat adat tokoh adat Marga Tungkal Ulu Bapak M. Nur Ja’far bersama lima orang lainnya Zulkifli, Ahmad Burhanudin Anwar, Samingan, Sukisna, dan Dedi Suyanto. Mereka

Pemerintah Didesak Stop Kriminalisasi Masyarakat Adat Soppeng Turungan

AMAN, 22 Oktober 2014. Sehari (21/10) setelah pelantikan presiden baru di Jakarta, Gerakan Anti Perampasan Tanah Rakyat (GERTAK) bersama Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sulawesi Selatan menggelar aksi di depan Kantor Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan (sulsel). Aksi ini bertujuan mendesak pemerintah setempat untuk menghentikan kriminalisasi terhadap masyarakat adat. Kriminalisasi masyarkaat adat itu bermula pada 28 Oktober 2013, berdasarkan surat panggilan nomor 522 /20.397/Bisbunhut, petani berusia 40

Muara Tae, Hidup di atas Bara Tambang dan Sawit (Bag 2)

AMAN, 22 Oktober 2014. Setelah kehadiran perusahaan sawit dan tambang, kedamaian masyarakat Muara Tae terkoyak. Hutan yang dijaga sejak ratusan tahun silam pun, hanya dalam sekejap hilang dan rata oleh mesin modern- alat berat (bulldozer). “Pada dasarnya kami tinggal di atas tambang dan sawit. Kami sudah tidak memiliki lahan.Semuanya ditergantikan sawit dan tambang. Tapi kami sampai mati akan mempertahankan daerah kami. Sisa hutan kami,”tegas Masrani Masuknya dua perusahaan perkebunan kelapa

Muara Tae, Hidup Diatas Bara Tambang dan Sawit (Bag 1)

AMAN, 22 Oktober 2014. Keindahan alam dan kedamaian masyarakat Muara Tae, Kalimantan Timur, yang dulu pernah ada kini hilang. Hamparan hutan lebat lengkap dengan ekosistemnya hancur seketika, berubah jadi tambang dan sawit. Hamparan hutan lestari memberikan tempat bagi seluruh makhluk hidup. Memberikan kenyamanan akan keindahan dunia, termasuk manusia. Hidup berdampingan dengan ekosistem alam lainnya, tiada kekurangan, semuanya telah disediakan oleh alam. Kerukunan sosial antar warga tercipta begitu indah dan damai.Tiada