2013

Pengumuman Pemenang ADAT Awards 2013

Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) menyelenggarakan ADAT Awards ADAT sebagai bentuk penghargaan kepada individu yang mendokumentasikan dan memberitakan perjuangan masyarakat adat dalam mempertahankan hak-haknya. ADAT Awards diberikan kepada tiga kategori, yaitu: Film Dokumenter, khusus untuk komunitas adat yang terdaftar sebagai anggota AMAN. Produk Radio, terbuka untuk radio komunitas AMAN dan/atau anggota Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI) Jurnalistik, terbuka untuk reporter media cetak atau online. Pendaftaran kompetisi ini ditutup pada 6

Announcement: Winners of ADAT Awards 2013

Indigenous Peoples’ Alliance of the Archipelago (AMAN) held ADAT Awards 2013 to honor individuals documenting and reporting Indigenous Peoples’ hassle in defending their rights. ADAT Awards 2013 is given to three categories, namely Film Dokumenter (documentary films) for indigenous communities registered as AMAN’s members. Produk Radio (radio products) for AMAN’s community radios and/or member of Indonesia Community Radio Networks (JRKI). Jurnalistik (journalistic) for journalists of printed or online media. The

Paperu People Will Sue PT Maluku Diving and Tourism

Indigenous Peoples of Negeri Paperu, Saparua, Central Maluku will sue PT Maluku Diving and Tourism. The company owned by Kurt Walter Gross, a Swiss, has grabbed ancestral ocean of and intimidated people of Negeri Paperu, said the Indigenous Peoples’ Alliance of the Archipelago (AMAN), Wednesday (31/7). This ancestral domain grabbing started in 2007, when PT Maluku Diving and Tourism initiated the development of Cape Paperu Resort and Spa. It got

Masyarakat Paperu Akan Adukan PT Maluku Diving and Tourism

Masyarakat Adat Negeri Paperu, Saparua, Maluku Tengah dinyatakan akan segera mengadukan PT Maluku Diving and Tourism ke pengadilan. Perusahaan pariwisata milik Kurt Walter Gross asal Swiss itu merampas wilayah laut adat dan mengintimidasi Masyarakat Adat Negeri Paperu, ungkap Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Rabu (31/7). Perampasan wilayah adat itu bermula pada 2007 ketika PT Maluku Diving and Tourism mulai melakukan pembangunan Cape Paperu Resort and Spa. Keadaan memburuk pada 2008.

Hutan Adat Tobelo Dalam dikuasai Taman Nasional dan Tambang

CATATAN PERJALANAN KE TOBELO DALAM oleh : Munadi Kilkoda (Ketua BPH AMAN Malut) Malam itu tepat tanggal 19 Juli 2012, sekitar pukul 23.00 Wit, saya beserta dua orang teman melakukan perjalanan bersama naik KM. Nur Abadi. Kapal yang melintasi laut Halmahera ini  menempuh perjalanan dari Tobelo menuju Buli, singgah di beberapa pelabuhan, salah satunya pelabuhan Patlean. Di pelabuhan ini kami turun mengganti transportasi lain menuju Desa Pumlanga dan Dusun Walaino.

Pelatihan pemetaan partisipatif di Pandumaan Sipituhuta

Mari Petakan Wilayah Adat Kita Pandumaan-Sipituhuta, 28 Juli 2013. Adanya putusan MK  NO.35/PUU-X/2012 dimana Hutan Adat Bukan Lagi Hutan Negara dan untuk menyikapi putusan tersebut Aliansi Masyarakat Adat Nusantara-Wilayah Tano Batak melakukan langkah cepat, pelaksanaan kegiatan sosialisasi antara lain, pemasangan plang dan pemetaan wilayah adat. Terkait dengan pemetan wilayah adat,  AMAN Tano Batak mengadakan pelatihan  pemetaan. Para peserta adalah utusan komunitas yaitu dari Komunitas Pandumaan-Sipituhuta, Komunitas Simarigung, Komunitas OP. Ronggur

Masyarakat Adat Talang Mamak Usir PT.Quest Geophysical Asia

Masuknya Eksplorasi migas PT Quest Geophysical Asia ke wilayah adat Talang Mamak  terjadi di beberapa lokasi antara lain Kebatinan Talang Perigi (Desa Talang Perigi), Kebatinan Talang Sei Limau (Desa Talang Sungai Limau) dan Kebatinan Talang Selantai (Desa Talang Selantai), serta wilayah  Kebatinan Talang Hampang Delapan. Pada sisi lain perjuangan masyarakat adat Talang Mamak makin kuat posisinya, karena Kebatinan Talang Hambang Delapan telah mempunyai peta tanah adat, profil dan aturan hukum