Masyarakat Adat Lamadau Minta PT Gama Reksa Ditutup

Nanga Bulik 18 November 2013. Pengurus Daerah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (PD AMAN Lamandau) Kalimantan Tengah, bersama lebih dari seribu orang warga menggelar aksi menuntut penutupan pabrik kelapa sawit PT Gama Reksa di wilayah adat mereka. Sejak pagi mereka bergerak ke Kantor Bupati Lamandau dan meminta agar Perda Masyarakat Adat Kabupaten Lamandau segera disahkan sebagai tindak lanjut dari Putusan Mahkamah Konstitusi No 35. Aksi ini adalah bentuk ekspresi kekecewaan Masyarakat Adat Lamandau atas pelanggaran yang dilakukan oleh perusaahan PT Gama Reksa.

Menurut Pak Yosef,  (Ketua BPH Pengurus Daerah AMAN Lamandau) ada dua pelanggaran yang dilakukan oleh PT Gama Reksa, pertama perusahaan kelapa sawit tersebut telah menyerobot wilayah masyarakat adat seluas 856 hektar dari luas izin koordinat HGU yang dimiliki oleh PT Gama Reksa. Oleh karenanya masyarakat adat Lamandau meminta wilayah yang telah digarap tersebut dikembalikan pada masyarakat adat atau komunitas pewarisnya.

Disamping itu kewajiban kontribusi PT Gama Reksa kepada masyarakat sekitar lokasi HGU sebesar 20 % dari hasil keuntungan  perusahaan hingga saat ini tidak pernah direalisasikan.

Dari Kantor Bupati Lamandau massa mayarakat adat kemudian bergerak menuju kantor PT Gama Reksa. Di depan kantor perusahaan sawit ini komunitas Masyarakat Adat berencana akan bertahan dan menginap hingga tuntutan mereka dikabulkan. ***

3 Komentar


  1. hati-hati, banyak penumpang gelap, AMAN ok, Masyarakat Ok, tapi penumpang gelap menjelang PILEG di-Ko-kan. Dulu kalian menjual tanah air demi uang. sekarang kalian menariknya kembali demi uang. Kelak kalian akan kesulitan karena uang tidak kalian tabung. Sampai sekarang kalian masih ramai-ramai menjual tanah untuk konsumtif (beli bakso). Tukang bakso menjual bakso untuk membeli tanah kalian. Selagi mental kalian belum berubah, niscaya seluruh tanah air tidak pernah cukup. Kalian tidak punya daya tahan. Menuntut tanah hanya untuk dijuuuuuuuaaaaaal-juuuuuuuuaaaaaaaal, hasilnya hanyut di sei bamban…hahaha baru sadar kalau haknya pindaah kepemilikan, karena waktu menjualnya dulu maaabbbuuuukkkk bir di sei bamban.


  2. Sebagai anggota AMAN saya menilai demo yang dilakukan sekelompok masyarakat atas nama AMAN sudah melenceng jauh dari VISI Terwujudnya kehidupan masyarakat adat yang adil dan sejahtera dan MISI Berdaulat secara Politik, Mandiri secara Ekonomi, Bermartabat Secara Budaya hal itu terlihat dari aksi swiping pencegatan aktivitas perekonomian masyarakat kabupaten Lamandau dengan cara menahan mobil truck pengangkut TBS dari lahan masyarakat sekitar dan menjual hasil sitaan tersebut ke perusahaan lain yang mana hasil tersebut digunakan untuk pembiayaan aksi demo tersebut hal ini dikhawatirkan dapat menimbulkan konflik horisontal antara sesama masyarakat di kabupaten lamandau baik yang pendatang maupun penduduk asli. mohon hal ini menjadi perhatian Dewan Pengurus Pusat AMAN sehingga jangan sampai merusak martabat AMAN sebagai organisasi pemberdayaan masyarakat yang legal dan digunakan untuk kepentingan pribadi serta memperkaya diri sendiri atau sekelompok orang dengan mengatas namakan AMAN.


  3. Pengurus AMAN Lamandau berupaya semaksimal Mungkin melakukan yang terbaiak bagi Komunitas Masyarakat yang ada dan Mau Berjuang Mempertahankan hak dan Martabatnya. PT GEMAREKSA MEKARSARI jelas sekali Mempunyai Lebih 10.000 Ha Plasma kepada Masyarakat Tranmigrasi namun Masyarakat Adat Nanga Bulik yang Notabene Penduduk Asli hanya punya 120 Ha Plasma dan Itupun belum jelas siapa yang punya. KALAU KETIKA MASYARAKAT ADAT ingin sekali BERSAMA-SAMA MELAKUKAN SESUATU Pasti kita Dukung. Diperparah Perusahaan ini Memiliki hampir 1000 Ha Lahan diluar Ijin IUP/HGU Berdasarkan Data Asli dari KEMENBUN DAN KEMENHUT, Surat Gubernur Kal Teng dalam Upaya penertiban sudah memberi perintah Kepada Kepala Daerah untuk melakukan Pembenahan. Comment sdr Bedi sangnat baik Wa’ Selama ini Tanggung Jawwab Siapa meng Edukasi Masyarakat DALAM HAL TANAH-TANAH YANG TERUS DIJUAL…?….. Pertanyaan ini ditujukan kepada KITA SEMUA. Peran terbesar seharusnya Pemerintah karena Mereka punya segalanya ??….. Hal ini nampak sekali dalam Realisasi CSR juga yang sudah sangat jauh Menyimpang yang disampaikan beberapa Manjeman Perusahaan Kepada PD AMAN LAMANDAU saatt pengambilan data dan Informasi. Dalam menggapai sdr H BDN…, Jika saudara Merasa Komunitas AMAN Lamandau mari Berjuang Bersama, kareana selama ini Ormas, LSM, dan Media di Lamandau Hampir Mati suri, hanya bisa menggeliat. Maslah Demo di GEMAREKSA memang semua ini kami persiapkan dengan baik terutama masalah data Perusahaan, Sehingga Posisi Tawar Komunitas AMAN Nanga Bulik dapat di CApai. Dan Jika Anda mengatakan aakan ada Konflik itu kami yakin tidak karena kami juga punya Sistem yang baik dalam Mengorganisir hal ini. Untuk Sawit yang dijual untuk Biaya itu sudah di Sepakati…. JIKA DIBUAT PERBANDINGAN dengan Kerugian 1000 Ha lahan diluar Ijin Berapa banyak Negara dan Msayarakat di Rugikan, masa Penen 7 tahun ini sudah mampu Membagun jalan Simpang Kete – PT GEMAREKSA dengan Aspal….. HEBAT KAN…. Mustahil Pemerintah tidak TAHU…?????….. Atau ada apa-apanya….?… Kami bisa bertahan 10 hari dan Hasilnya Masyarakat Adat Nanga Bulik akan di Buka Plasma 1500 HA di Lahan APL-APL yang ada di sekitar Kebun. Serta Kerja sama sekitar 300 Ha lahan yang Biaya Operasioanl akan di Potong Oleh Perusahaan Hasilnya di serahakan ke Masyarakat Melalui Koperasi. Lahan Real akan di Ukur sisanya Lahan Bunut H1 dan H2 akan di Proses juga sehingga Lahan-lahan diluar Ijin Lebih dari 1000 Ha. APAKAH BUAH MANIS INI TIDAK LAYAK DI NIKMATI MASYARAKAT ADAT…??????…. Silakan Anda Menilai Kemungkinan Hari Rabu, 4 Desember 2013 AMAN Lamandau, Manjemen PT GMR Dan Pihak Pemerintah Daerah akan Menandatangani MOU dan di NOTARISKAN. SELAMAT BAGI MASYARAKAT ADAT NANGA BULIK. Perusahaan Lain akan segera menyusul PT. GCM, PT SMG DAN PT PILLAR WANA PERSADA. Laporan dari Masyarakat sudah Masuk namun dalam Proses Penyamaan data antara Perusahaan, Pemerintah Daerah Kab, Prop dan Data di Pusat. Penulis Wakil Ketua Dewan AMan Kab. Lamandau. Terima kasih. Salam Cinta Tuhan kepda Kita.

Tinggalkan Balasan