Oktober 2013

Mainstream Media and Indigenous Peoples: Mr. Alim’s reflection on IVA skills sharing exchange in Indonesia

Pontianak, 23 October 2013 — The very first time I stepped on Medan, Sumatra Utara province, was by invitation from the Indigenous Peoples’ Alliance of the Archipelago (AMAN) to share my “experience” in the Skills Sharing Exchange Visit. In that second day of that workshop (9 October 2013), I shared about how media gives power to grassroot communities, long be known as Citizen Journalist. The participants were a small group

Media Arus-utama dan Masyarakat Adat

Pontianak, 23 Oktober — Kali pertama saya menginjakkan kaki di Medan, provinsi Sumatra Utara adalah atas undangan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) untuk berbagi pengalaman di Skills Sharing Exchange Workshop and Visit. Pada hari kedua lokakarya (9 Oktober 2013), saya berbagi tentang bagaimana media memberi power kepada masyarakat akar-rumput (grassroot) yang selama ini akrab disebut citizen journalist (CJ) atau jurnalisme warga. Pesertanya tidak banyak, terdiri dari sahabat-sahabat dari Thailand, Nepal,

PW AMAN Nusa Bunga Menuntut DPR RI Segera Sahkan RUU PPHMA

Ende 17 Oktober 2013. Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Wilayah Nusa Bunga melakukan aksi dan mendatangi kantor Pemda dan DPRD Kabupaten Ende. Aksi yang didukung oleh 200-an orang masyarakat adat itu dimulai jam 10 pagi Wita, mereka bergerak  dari Rumah AMAN Wilayah Nusa Bunga. Masa aksi adalah barisan komunitas-komunitas masyarakat adat  yang selama ini mengalami masalah dengan Dinas Kehutanan Kabupaten Ende, terkait persoalan tapal batas hutan adat dan hutan negara. Komunitas

Komunitas Adat Cek Bocek Dikriminalkan di Atas Tanah Wilayah Adatnya Sendiri

CEK BOCEK MINTA KEADILAN “ POLRES SUMBAWA HARUS OBJEKTIF DALAM BERSIKAP” Sumbawa, NTB. Belum selesai kasus Masyarakat Adat Pekasa, muncul kembali persoalan baru dengan PT. Newmont  Nusa Tenggara. Persoalan ini berawal dari pemasangan plang Keputusan MK 35 di atas wilayah adat Cek Bocek Selesek Reen Suri pada tanggal 8 September 2013 lalu. Pada saat pemasangan plang situasi di lapangan cukup panas, sebab pihak perusahaan PT NNT tidak mengizinkan  pemasangan plang

Harga untuk sebuah Perjuangan

Dari Kota Manado melintasi Kabupaten Minahasa menuju Amurang ibu Kota Kabupaten Minahasa Selatan lalu ke Motoling dari Desa Lompad-Baru menuju Picuan. Komunitas Tountemboan Motoling-Picuan adalah komunitas yang bermukim di sana sudah sejak  238 tahun lalu. Awalnya sebagai garis pertahanan menjaga perbatasan di Sungai Ranoiapo. Kurang lebih 600 Kepala Keluarga mewarisi kekayaan alam berupa tanah  yang subur dan kandungan mineral (emas). Kehidupan sehari hari mereka adalah bertani hortikultura dan membuat gula

Selamatkan Komunitas Babontehu, Pulau Bangka, Minahasa Utara

Di ujung utara tanah Minahasa tepatnya di Kabupaten Minahasa Utara, terlihat Pulau Bangka yang berhadapan langsung dengan Tanjung Pulisan serta Komunitas Likupang. Pulau ini memiliki kekayaan yang melimpah di laut dan daratannya serta dikuasai oleh komunitasnya yang bernama Babontehu Bangka. Sekarang ini pemerintahan terbagi atas empat, Desa Kahuku kemudian mekar menjadi Libas, Ehe dan Kinabuhutan serta Lihunu. Luas Pulau Bangka sekitar 4800 hektar dihuni sekitar 2829 jiwa dengan mata pencaharian

Pengurus Besar Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Luncurkan Petisi 35

Bogor 19 Oktober 2013.  Rapat kerja Pengurus Besar AMAN yang dilaksanakan  di Sempur Park Hotel Bogor tanggal 17-19 Oktober 2013 lalu, disamping mengadakan evaluasi dan membahas agenda program kerja bersama Dewan AMAN Nasional, juga menyepakati pengumpulan 35 Juta tanda tangan untuk mendukung percepatan implementasi Putusan MK No 35/2012 dan mendorong percepatan disahkannya RUUPPHMA. Menurut Ketua Barisan Pemuda Adat Nusantara  (BPAN) Simon Pabaras yang diberi mandat menggerakkan seluruh perangkat organisasi AMAN